konflik antar Pribadi


KONFLIK ANTAR PRIBADI
Konflik antarpribadi adalah ketidaksepakatan antara atau di antara beberapa individu yang memiliki hubungan; semisal: teman dekat, kekasih, anggota keluarga, atau rekan kerja. Kata "hubungan" di sini menekankan pada kenyataan bahwa posisi masing-masing orang dan tindakan seseorang itu selalu berpegaruh terhadap orang lain.
A. PRINSIP – PRINSIP KONFLIK ANTAR PRIBADI
1.    Konflik tidak bisa dihindari Ini adalah bagian dari setiap hubungan interpersonal.
2.    Konflik dapat berdampak negatif dan positif Hal ini tergantung bagaimana seseorang menyikapi konflik itu sendiri.
Dampak negatif:
-          Kerap kali meningkatkan hal negatif yang timbul bagi pihak yang berselisih.
-          Membuang energi dengan percuma yang mungkin akan lebih baik jika digunakan untuk hal-hal lain.
-          Dapat mengarahkan seseorang untuk menyembunyikan perasaan atau menutup diri dari hubungan yang lebih intim.
-          Menjadi lebih perhitungan, sulit untuk saling menghargai dan imbasnya bisa terjadi pemutusan hubungan.
Dampak positif:
-          Memaksa seseorang untuk memeriksa masalah dan berusaha mencar solusinya.
-          Memungkinkan untuk terciptanya hubungan yang lebih kuat.
-          Memungkinkan seseorang untuk menyatakan keinginannya.
-          Mencegah permusuhan agar tidak memburuk.
-          Menekankan hubungan sepadan dengan usaha.
3. Konflik bisa fokus pada isi dan / hubungan atau peristiwa
Menggunakan pengembangan konsep sebelumnya, Anda dapat membedakan antara konten dan hubungan konflik. Konten konflik berpusat pada objek, peristiwa, dan orang di dunia yang biasanya eksternal untuk orang-orang yang terlibat dalam konflik. Ini termasuk jutaan isu-isu yang Anda bertengkar dan bertengkar tentang setiap hari-the manfaat dari film tertentu, apa yang harus menonton televisi, keadilan dari pemeriksaan terakhir, yang harus mendapatkan dipromosikan dan cara untuk menghabiskan tabungan Anda.
Hubungan konflik yang sama banyak dan kekawatiran dengan hubungan antara individu-dengan isu-isu seperti yang di biaya, kesetaraan atau kurangnya itu dalam hubungan, dan siapa yang memiliki hak untuk menetapkan aturan perilaku. Hubungan konflik contohnya yang melibatkan adik laki-laki yang tidak taat kakaknya, dua mitra yang masing-masing ingin sama mengatakan dalam membuat rencana liburan, atau ibu dan anak yang masing-masing ingin memiliki kata akhir mengenai gaya hidup yang putri.
Hubungan konflik sering tersembunyi dan menyamar sebagai konflik konten. Dengan demikian, konflik atas di mana Anda harus memilih kemana anda akan liburan , pusat pada keuntungan dan kerugian dari Meksiko versus hawai. Pada tingkat hubungan, bagaimanapun, itu mungkin pusat pada yang mempunyai hak yang lebih besar untuk memilih tempat untuk liburan, siapa yang harus memenangkan argumen, atau yang merupakan pembuat keputusan dalam hubungan.
4. Konflik memiliki konsekuensi
Seperti disebutkan sebelumnya, cara di mana Anda terlibat dalam konflik memiliki konsekuensi untuk resolusi konflik dan hubungan antara pihak-pihak yang bertentangan. Menggambarkan pendekatan konflik yang mengidentifikasi lima dasar gaya atau cara untuk terlibat dalam konflik terutama relevan untuk memahami Konflik interpersonal (blake & amp; mouton, 1984). ada lima gaya, diplot sepanjang dimensi perhatian untuk diri  dan  perhatian lain orang , memberikan wawasan ke dalam cara orang terlibat dalam konflik ke beberapa keuntungan dan kerugian dari masing-masing gaya. Seperti  Anda membaca deskripsi berikut gaya ini, mencoba untuk mengidentifikasi gaya konflik yang sering digunakan serta gaya orang-orang dengan siapa Anda memiliki hubungan.
Persaingan -saya menang, Anda kalah
Gaya bersaing mewakili perhatian untuk kebutuhan Anda sendiri dan keinginan dan sedikit bagi orang lain. Selama kebutuhan Anda terpenuhi, konflik telah ditangani dengan berhasil (untuk Anda). Dalam konflik termotivasi oleh daya saing, Anda akan cenderung secara lisan agresif sementara menyalahkan orang lain.
Ini mewakili gaya saya menang, Anda kehilangan filsafat. Dengan filosofi ini, Anda mencoba untuk mengelola konflik sehingga Anda menang dan kalah orang lain, seperti yang dapat Anda kirim, gaya ini mungkin cocok di ruang sidang atau membeli mobil, dua situasi di mana seseorang manfaat dari orang lain kerugian, tetapi dalam situasi interpersonal filosofi ini dapat dengan mudah menyebabkan kemarahan pada orang yang hilang, yang pada gilirannya dapat dengan mudah berubah menjadi konflik tambahan.
Lebih lanjut, fakta bahwa Anda menang orang lain kehilangan mungkin berarti bahwa konflik benar-benar belum diselesaikan, baru saja berakhir (untuk sekarang)
Penghindaran - aku kehilangan, Anda kehilangan
Menggunakan gaya menghindari menunjukkan bahwa Anda relatif tidak peduli dengan Anda sendiri atau dengan yang lain kebutuhan atau keinginan.penghindaran, menyusut dari komunikasi yang nyata tentang masalah, topik ketika masalah dibawa sampai, dan biasanya menarik dari adegan perubahan psikologis dan fisik.
Anda dapat menghargai, gaya ini tidak sedikit untuk menyelesaikan setiap konflik dan saya dapat dilihat sebagai aku kehilangan, Anda kehilangan filsafat. Interpersonal masalah jarang pergi untuk kemauan sendiri; Sebaliknya, jika mereka ada, mereka perlu menghadapi dan berurusan dengan lebih efektif. menghindari filsafat  memungkinkan konflik bernanah dan mungkin untuk tumbuh, hanya untuk muncul kembali dalam bentuk lain.
Menampung-aku kalah, Anda menang
Dalam menampung Anda mengorbankan kebutuhan Anda sendiri untuk kepentingan orang lain, tujuan utama adalah untuk menjaga keselarasan dan kedamaian dalam hubungan atau kelompok. Gaya menampung dapat membantu Anda mencapai tujuan langsung menjaga perdamaian dan mungkin memuaskan orang lain, tetapi tidak sedikit untuk memenuhi Anda sendiri kebutuhan-yang tidak mungkin untuk pergi. Menampung mewakili an aku kehilangan, Anda memenangkan filsafat. Dan meskipun ini mungkin membuat pasangan Anda bahagia (setidaknya pada kesempatan ini), tidaklah mungkin untuk membuktikan abadi Resolusi Konflik interpersonal. Anda akhirnya akan merasakan ketidakadilan dan ketidakadilan yang melekat dalam pendekatan ini untuk konflik, dan Anda dapat dengan mudah datang untuk membenci pasangan Anda dan bahkan mungkin diri sendiri
Berkolaborasi-saya menang, Anda menang
Dalam berkolaborasi kekhawatiran Anda dengan baik Anda sendiri dan kebutuhan orang lain. Sering dianggap yang ideal, berkolaborasi membutuhkan waktu dan kemauan untuk berkomunikasi, dan terutama untuk mendengarkan perspektif dan kebutuhan orang lain. Idealnya, berkolaborasi akan memungkinkan setiap orang perlu menjadi puas, saya menang, Anda menang situasi. Ini adalah jelas gaya, idealnya akan gunakan di sebagian besar Anda Konflik interpersonal. Berkolaborasi mempromosikan resolusi di mana kedua orang mendapatkan sesuatu.
Mengorbankan-saya menang dan kalah, Anda menang dan kalah
Mengorbankan adalah gaya di tengah-tengah atau posisi aman, ada beberapa perhatian untuk kebutuhan Anda sendiri dan beberapa keprihatinan untuk kebutuhan lainnya. Mengorbankan adalah jenis strategi Anda mungkin merujuk sebagai. Bertemu satu sama lain setengah, kuda perdagangan atau memberi dan menerima. Strategi ini cenderung mengakibatkan menjaga perdamaian, tapi juga akan ada ketidakpuasan atas kerugian tak terelakkan yang harus diatasi.compromising bisa disebut saya menang dan kalah dan Anda menang dan kalah strategi, ada banyak kali ketika Anda tidak bisa keduanya mendapatkan apa yang Anda inginkan, misalnya, Anda tidak bisa keduanya mendapatkan mobil baru jika dana yang tersedia yang memungkinkan untuk hanya satu. Namun, Anda mungkin masing-masing mendapatkan mobil yang lebih baik daripada apa yang Anda sekarang memiliki-sehingga Anda bisa mendapatkan sesuatu, tetapi tidak semuanya.kamu tidak akan mendapatkan mobil baru, danu8u8u                       yang sama akan berlaku untuk pasangan Anda
5. Conflict is influenced by culture.
Budaya memepengaruhi orang untuk memilih cara yang tepat atau tidak untuk berhadapan dengan konflik. Apa yang dikonflikkan juga tergantung apakah budaya tersebut merupakan budaya high context atau low context. Pada high context konflik cenderung berpusat pada pelanggaran kolekti atau kelompok norma-norma dan nilai, sedangkan  low context, konflik cenderung datang ketika individu yang melnggar norma.
Setiap budaya berbeda dalam bagaimana menentukan apa yang merupakan konflik. Dan tiap budaya juga mengajari orang2nya cara pandang lain untuk strategi konflik. Norma2 budaya organisasi akan mempengaruhi jenis konflik yang terjadi dan juga cara-cara untuk menanganinya.

B. CONFLICT MANAGEMENT STAGES
Sebelum menyelesaikan konflik diperlukan beberapa persiapan, antara lain:
- Menghadapi secara pribadi
- Yakin dan siap menghadapi konflik tersebut
- Mengetahui apa yg dihadapi
- Hadapi konflik yg benar2 bisa kita tangani.
- Setelah siap baru kita memasuki proses strategi menyelesaikan konflik.
a. Define the conflict.
Beberapa teknik pada langkah define the conflict  ialah:
a. Menjelaskan antara konten konflik dan hubungan
b. Merumuskan masalah konflik secara spesifik
c. Fokus pada saat ini, jangan mengungkit-ungkit masalah yang sudah lewat.
d. Berempati.
e. Jangan asal menebak pikiran orang lain, Langsung bertanya kepada orang yang ingin ditanyai   untuk mendapat kejelasan.
b. Examine Possible Solution
Sebagian besar konflik mungkin bisa di selesaikan melalui berbagai solusi. Berikut ada beberapa saran yang bisa di coba:
ñ  mendiskusikan masalah dengan diri sendiri maupun dengan teman. Usahakan tidak menghalangi diri sendiri atau temanmu dalam menghasilkan solusi-solusi yang potensial.
ñ  Setelah menemukan beberapa solusi, usahakan menggunakan win-win solutions. Hindari menggunakan win-lose solutions, yang mana salah satu pihak akan di rugikan. Atau carilah solusi yang tidak ada seorang pun yang dirugikan.
Dalam kasus ini. Contoh permasalahan wimpy & galih :
1.                                                                  Galih tidak boleh berinteraksi dengan temannya.
2.                                                                  Wimpy harus berinteraksi dengan teman galih.
3.                                                                  Galih bergaul dengan teman-teman tanpa ada wimpy.
Solusi 1 & 2 ada lah win-lose solutions. Di solusi nomor 1, wimpy menang sedangkan galih kalah. Di solusi nomor 2 galih menang dan wimpy kalah. Solusi nomor 3 mempunyai kemungkinan keduanya menang ataupun tidak dirugikan sama sekali.
c. Test the Solution
  1. Menguji solusi mental. Berkaitan tentang : bagaimana rasanya sekarang? Bagaimana rasanya besok? Apakah nyaman dengan begini? Dalam kasus di atas antara Wimpy & Galih. Apakah wimpy nyaman ketika galih berinteraksi dengan teman-temannya? Apakah galih merasa bersalah? Apakah galih merasa enjoy dengan teman-temannya tanpa wimpy?
  2. Menguji solusi pada prakteknya. Hal yang perlu di perhatikan antara lain: bagaimana itu bekerja? Jika tidak berhasil maka harus dicarikan solusi yang lain. Jangan terpaku pada 1 solusi saja.
d. Evaluate the Solution
Edward deBono (1987) menyarankan agar menganalisa masalah dengan enam “thinking hats” untuk melihat perspektif yang berbeda. Dengan setiap hat anda bisa melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang. Berikut adalah six thinking hats :
ñ  The fact hat, terfokus pada fakta dan orang yang menanggung masalah tersebut.
ñ  The feeling hat, terfokus pada respon emosional pada masalah.
ñ  The negative argument, mengidentifikasi kekurangan atau hambatan suatu solusi.
ñ  The positive argument, mengidentifikasi keuntungan dari suatu solusi.
ñ  The creative new idea hat, mencari solusi-solusi baru untuk memecahkan masalah.
ñ  The control of thinking hat, membantu menganalisa masalah, dengan merefleksikan pemikiran anda sendiri.
e. Accept or Reject the Solution
Jika solusi tersebut sudah bisa diterima, maka sudah saatnya menerapkannya pada kenyataan. Dan bila ternyata solusi tersebut tidak bekerja sebagaimana mestinya, maka lebih baik kembali dari awal dengan memikirkan beberapa solusi baru. Bahkan ketika suatu masalah telah berhasil diatasi, masih ada sesuatu yang harus dikerjakan. Terkadang setelah satu masalah selesai, masalah lain akan muncul.

C. CONFLICT MANAGEMENT STRATEGIES
Dalam mengelola konflik ada berbagai strategi, yang kami akan mengeksplorasi dibawah ini. Pertama, bahwa strategi yang anda pilih akan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti (1) tujuan yang akan dicapai, (2) keadaan emosional, (3) penilaian kognitif dari situasi tersebut, (4) kompetensi kepribadian dan komunikasi, dan (5) sejarah keluarga (Koerner & Fitzpatrick, 2002). Pemahaman faktor-faktor dapat membantu dalam memilih strategi yang lebih tepat dan lebih efektif. Penelitian menemukan bahwa menggunakan strategi konflik yang produktif dapat memiliki banyak efek menguntungkan, sedangkan menggunakan strategi yang tidak tepat dapat dikaitkan dengan kesehatan psikologis miskin (Weitzman & Weitzman, 2000; Weitzman, 2001; Neff & Harter, 2002)
1.      Tujuan (jangka pendek dan jangka panjang) yang ingin dicapai akan mempengaruhi strategi apa yang  tepat. Jika hanya ingin menyelamatkan tanggal ini malam itu, Anda mungkin hanya ingin "menyerah" dan pada dasarnya mengabaikan kesulitan. Disisi lain, jika  ingin membangun hubungan jangka panjang, mungkin ingin sepenuhnya menganalisis penyebab masalah dan mencari strategi yang akan memungkinkan kedua pihak untuk menang.
2.      Keadaan emosional  akan mempengaruhi strategi yang dipilih. Tidak mungkin untuk memilih strategi yang sama ketika sedang sedih seperti ketika anda sedang marah. Anda akan memilih strategi yang berbeda ketika anda sedang berusaha meminta maaf daripada ketika anda sedang mencari untuk membalas dendam.
3.      Penilaian kognitif dari situasi ini akan memberikan pengaruh yang kuat. Sebagai contoh, sikap dan keyakinan tentang apa yang adil dan merata akan mempengaruhi kesiapan anda untuk mengakui keadilan dalam posisi orang lain. Penilaian dari anda sendiri (jika ada) adalah penyebab dari masalah ini juga akan mempengaruhi gaya konflik. Anda juga dapat menilai dampak yang mungkin dari berbagai pilihan anda. Sebagai contoh, apa yang berisiko jika anda bertengkar dengan atasan anda dengan menyalahkan atau penolakan pribadi? Apakah anda berisiko mengasingkan anak remaja anda jika anda menggunakan kekuatan?
4.      Kepribadian dan kompetensi komunikasi akan mempengaruhi cara terlibat dalam konflik. Sebagai contoh, jika anda pemalu dan asertif, anda mungkin akan lebih mungkin untuk mencoba untuk menghindari konflik daripada untuk melawan aktif. Jika anda ekstrovert dan berdebat tegas.
5.      Sejarah keluarga akan mempengaruhi strategi yang digunakan, topik yang dipilih untuk melawan sekitar, dan mungkin kecenderungan  untuk terobsesi atau melupakan konflik antarpribadi.
Berbagai macam keterampilan resolusi konflik sudah telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya. Misalnya, aktif mendengarkan (Bab 5) adalah membunuh yang memiliki aplikasi luas dalam situasi konflik. Demikian pula, menggunakan pesan daripada menuduh pesan-anda (Bab 5) akan berkontribusi untuk resolusi konflik yang efektif interpersonal (Noller & Fitzpatrick, 1993). Tentu saja, karakteristik kompetensi interpersonal tercakup dalam kotak Keterampilan interpersonal Memahami seluruh teks yang jelas dan efektif, teknik resolusi konflik. Pembahasan berikut mengidentifikasi strategi tambahan merinci strategi yang tidak produktif yang harus dihindari serta rekan-rekan produktif mereka.
Win- Lose and Win- Win Strategies
Seperti yang ditunjukkan dalam pembahasan gaya konflik, ketika melihat konflik interpersonal dalam hal menang dan kalah, ada empat tipe dasar: (1) A wins, B loses; (2) A loses, B wins, (3) A loses,B loses, dan (4) A wins, B wins. 

Jelas, win-win solution yang paling diinginkan. Mungkin alasan yang paling penting adalah bahwa win-win solution menyebabkan kepuasan bersama dan mencegah kebencian yang menang-kalah sering menimbulkan solusi. Mencari dan mengembangkan win-win solution membuat konflik berikutnya kurang menyenangkan, itu menjadi lebih mudah untuk melihat konflik sebagai "pemecahan masalah" daripada sebagai "melawan". Masih manfaat lain dari win-win solution adalah bahwa mereka mempromosikan saling menyelamatkan muka, kedua pihak dapat merasa baik tentang diri mereka sendiri. Akhirnya, orang lebih cenderung untuk mematuhi keputusan yang dicapai dalam hasil win- win dari mereka dalam win- lose atau lose- lose solutions.
Singkatnya, anda dapat mencari solusi di mana anda atau sisi menang anda dan orang lain atau sisi kehilangan (win- lose solutions). Atau anda dapat mencari solusi di mana anda dan orang lain menang (win-win solution). Win-win solution yang selalu lebih baik. Terlalu sering, bagaimanapun, kami bahkan gagal untuk mempertimbangkan kemungkinan win-win solution dan apa yang mereka mungkin.
Contohnya seperti, ketika saya ingin menghabiskan uang dengan membeli mobil baru karena mobil yang lama sudah tidak bisa diandalkan, tetapi saya juga ingin berlibur ke luar kota untuk beristirahat sejenak dari rutinitas sehari-hari. Mungkin untuk pemikiran resolusi konflik ini, kita belajar untuk mengerti apa yang benar- benar kita inginkan dan kemudian bagaimana cara untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Dengan berpikiran seperti itu saya mungkin membeli mobil bekas yang keadaannya masih bagus, dan juga mengambil perjalanan liburan yang lebih murah meskipun tidak ke luar kota. Nah dengan hal ini win- win solution akan memuaskan kita karena masing- masing menang dan mendapatkan apa yang diinginkan.
Avoidance and Active Fighting Strategies
Menghindari konflik sebenarnya dapat melibatkan fisik, misalnya, meninggalkan lokasi konflik (berjalan keluar dari apartemen atau pergi ke bagian lain dari kantor), jatuh tertidur, atau membunyikan stereo untuk meredam semua percakapan. Hal ini juga dapat mengambil bentuk penghindaran emosional atau intelektual, dimana meninggalkan konflik psikologis dengan tidak berurusan dengan masalah yang diangkat. Tidak mengherankan, sebagai meningkat penghindaran, hubungan kepuasan menurun (Meeks, Hendrick, Hendrick &, 1998). Ini tidak berarti bahwa mengambil waktu untuk menenangkan diri bukanlah strategi pertama yang berguna. Kadang-kadang, ketika konflik dilancarkan pikir e-mail, misalnya, ini adalah mudah digunakan dan sering strategi yang efektif. Dengan menunda respon anda sampai anda punya waktu untuk berpikir hal-hal yang lebih logis dan tenang, anda akan lebih mampu merespon secara konstruktif dan ke alamat resolusi mungkin untuk konflik dan mendapatkan hubungan kembali ke tahap kurang bermusuhan.
Non negotiation adalah jenis khusus dari menghindar. Di sini anda menolak untuk mendiskusikan konflik atau untuk mendengarkan argumen orang lain. Pada kali, nonnegotiation mengambil bentuk memukul jauh pada titik pandang anda sampai orang lain masuk 
Strategi lain konflik yang tidak produktif adalah penggunaan silencer. Silencer adalah konflik teknik yang benar-benar kesunyian individu lain. Di antara berbagai macam peredam yang ada, satu teknik yang sering digunakan adalah menangis. Ketika seseorang tidak mampu untuk menangani konflik atau ketika menang tampaknya tidak mungkin, ia mungkin menangis dan dengan demikian membungkam orang lain. Peredam lain terdiri dari pura-pura berteriak emosionalisme-ekstrim dan menjerit dan berpura-pura menjadi kehilangan kontrol. Lainnya adalah mengembangkan beberapa reaksi fisik-sakit kepala dan sesak napas mungkin yang paling populer. Salah satu masalah utama dengan peredam adalah bahwa anda tidak pernah dapat yakin apakah mereka strategi untuk memenangkan argumen atau reaksi fisik nyata yang harus anda perhatikan. Jalan salah satunya, bagaimanapun, konflik tetap teruji dan belum terselesaikan.
Alih-alih menghindari masalah atau beralih ke nonnegotiation atau peredam, mempertimbangkan untuk mengambil peran aktif dalam konflik interpersonal anda. Jika anda ingin menyelesaikan konflik, anda perlu untuk menghadapi mereka secara aktif. Libatkan diri anda pada kedua sisi pertukaran komunikasi. Menjadi peserta aktif sebagai pembicara dan sebagai pendengar, suara perasaan anda sendiri dan mendengarkan dengan cermat perasaan pasangan anda.
Suatu bagian penting dari pertempuran aktif melibatkan mengambil tanggung jawab atas pikiran dan perasaan anda. Sebagai contoh, ketika anda tidak setuju dengan pasangan anda atau menemukan kesalahan dengan dia atau perilakunya, anda mengambil tanggung jawab untuk perasaan ini. Katakanlah, misalnya, "Saya tidak setuju dengan..." atau "Aku tidak suka kalau kamu..." Hindari pernyataan yang menyangkal tanggung jawab anda, seperti "Semua orang berpikir kau salah tentang..." atau "Chris berpikir anda tidak harus..."
Force and Talk Strategies
Ketika dihadapkan dengan konflik, banyak orang memilih untuk tidak berurusan dengan masalah melainkan untuk memaksa posisi mereka pada orang lain. Kekuatannya mungkin emosional atau fisik. Dalam salah satu kasus, bagaimanapun, isu yang dihindari, dan orang yang "menang" adalah orang yang mengerahkan kekuatan yang lebih. Ini adalah teknik berperang negara, anak-anak, dan bahkan beberapa orang dewasa normal yang masuk akal. Tampaknya juga menjadi teknik mereka yang tidak puas dengan kekuasaan yang mereka menganggap diri mereka untuk memiliki suatu hubungan (Ronfeldt, Kimerling, & Arias, 1998)
Dalam satu studi lebih dari 50 persen pasangan menikah tunggal dan melaporkan bahwa mereka mengalami kekerasan fisik dalam hubungan mereka. Jika kita menambahkan kekerasan simbolik (misalnya, mengancam untuk memukul orang lain atau melempar sesuatu), persentase di atas 60 persen untuk single dan di atas 70 persen untuk Suami-Istri (Marshall & Rose, 1987). Dalam penelitian lain 47 persen dari sampel 410 mahasiswa melaporkan beberapa pengalaman dengan kekerasan dalam hubungan kencan (Deal & Wampler, 1986). Dalam kebanyakan kasus kekerasan itu timbal balik-setiap orang dalam hubungan kekerasan yang digunakan.
Satu-satunya alternatif nyata untuk gaya bicara. Sebagai contoh, kualitas keterbukaan, sikap positif, dan empati (dibahas dalam kotak Memahami Keterampilan interpersonal di Bab 5, 10 dan 11) adalah titik awal yang cocok. Selain itu, pastikan untuk mendengarkan secara aktif dan terbuka (Bab 5). Hal ini mungkin sulit terutama dalam situasi konflik; emosi dapat berjalan tinggi, dan anda mungkin menemukan diri anda diserang atau setidaknya dissagreed dengan. Berikut adalah beberapa saran untuk berbicara dan mendengarkan lebih efektif dalam situasi konflik.
Ø  Undang-Undang peran pendengar. Juga, berpikirlah sebagai pendengar. Matikan televisi, stereo, atau komputer; wajah orang lain. Mencurahkan perhatian total anda untuk apa yang orang lain katakan. Pastikan anda memahami apa yang orang katakan dan perasaan. Salah satu cara untuk memastikan adalah jelas untuk mengajukan pertanyaan. Cara lain adalah dengan parafrase apa yang orang lain katakan dan meminta konfirmasi: ". Anda merasa bahwa jika kita mengumpulkan uang kami dan tidak memiliki rekening tabungan terpisah, hubungan itu akan lebih adil Apakah itu cara yang anda rasakan?"
Ø  Menyatakan dukungan atau empati untuk apa orang lain katakan dan merasa: "Saya bisa mengerti bagaimana perasaan anda. Aku tahu aku mengendalikan keuangan dan dapat menciptakan perasaan ketidaksetaraan.." Jika sesuai, tunjukkan persetujuan anda: "Kamu benar menjadi pengganggu."
Ø  Keadaan pikiran dan perasaan anda tentang masalah seobjektif yang anda bisa, jika anda tidak setuju dengan apa yang orang lain katakan, lalu berkatalah demikian: "Masalah saya adalah bahwa ketika kita memang memiliki akses yang sama terhadap keuangan, anda berlari karena begitu banyak tagihan yang  masih belum kita peroleh. Untuk menjadi jujur ​​dengan anda, saya khawatir hal yang sama akan terjadi lagi. "
Face-detracting dan Face-Enhancing Strategies
Pendekatan untuk Face-detracting dan Face-enhancing untuk konflik interpersonal meliputi seperti memperlakukan orang lain sebagai orang yang tidak kompeten dan tidak dapat dipercaya, tak mampu atau buruk (Donahue & Kolt, 1992).
Face-detracting ditemukan dalam bentuk konflik karena adanya ketidakpercayaan, merendahkan pasangan, dan lain-lain. Hal tersebut dapat berupa mempermalukan orang lain hingga merusak reputasinya. Jadi berhati-hatilah dalam berkata, yaitu kata-kata yang pasti akan meningkatkan sebuah konflik daripada mengatasi konflik tersebut. Kata-kata seperti ’bodoh, tolol, pembohong’ serta kata-kata seperti  ’kamu selalu...., kamu tidak pernah...’  selalu menciptakan masalah tambahan.
Sedangkan Face-enhancing dapat ditemukan ketika terlibat dalam memelihara image yang positif pasangan kita, memberikan kepercayaan, dan bersikap baik. Dengan begitu, hubungan akan terpelihara dengan baik.
Verbal aggressiveness and argumentativeness strategies
Verbal aggressiveness merupakan strategi konflik yang tidak produktif, dimana salah satu pasangan berusaha memenangkan pendapatnya dengan menyakiti perasaan pasangan. Menyerang karakter, mungkin karena itu sangat efektif dalam menimbulkan sakit secara psikologis, adalah taktik yang paling populer dari agresivitas verbal. Taktik lainnya termasuk seperti kemampuan menyerang orang tersebut, latar belakang, dan penampilan fisik; mengutuk, mengejek, mengancam, memaki, dan menggunakan berbagai lambang nonverbal.
Sedangkan argumentativeness merupakan strategi dimana kita menyuarakan opini menurut sudut pandang kita, sehingga kita bisa mendiskusikan konflik yang terjadi.
                                                                                                  


0 komentar:

Posting Komentar

} HTML,BODY{cursor: url("http://downloads.totallyfreecursors.com/cursor_files/fireorange.ani"), url("http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/fireorange.gif"), auto;}