pembelajaran hidup


Ilmu hidup dan pengetahuan memang datang dari mana saja, juga saat kau sedang menepi di warung kopi saat kehujanan. Its real story manJ… sebelumnya aku berpikir apa yang aku lakukan selama ini membuat gerah masyarakat dan membenci kami ( mahasiswa yang aktif mendobrak kebijakan ), namun tidak semua. Saat kami ngopi-ngopi santai di dalam warung dengan pejaganya yang cantik jelita “namun 40 tahun yang lalu”. Ada seorang laki-laki paruh baya yang bertanya “sampean mahasiswa mas?”. Kami dengan santai masih menjawab “ iya,pak”. Pertanyaan kedua mulai membuatku tertarik.begini” pernah ikut demo?”, hahhhhh??? Maksudnya? Aku pikir bapak itu akan member penilaian negative entang itu, dan ternyata tidak , ia berkata bahwa ia sangat setuju dengan demo yang dilakukan mahasiswa “ siapa lagi yang mempunyai power untuk mendobrak pemerintah, siapa lagi yang benar-benar netral?” … seektika kopi ku menjadi dingin, seketika itu juga aku bohong.
Bapak ini mempunyai pemikiran yang berbeda, dan aku suka itu. Selama ini kebanyakan orang berpikiran bahwa demo mahasiswa hanyalah pelampiasaan kefrustasian dan diakhiri dengan anarkisme. Sebeanrnya salah, yang salah bukan mahasiswa namun oknum yang belum mengerti tentang tujuan ataupun penuyusup yang sengaja dimasukkan kelompok tertentu agar mahasiswa dianggap tidak lagi memihak rakyat. Ternyata pemikiran kami tentang ini searah, semakin seru saja percakapan malam itu, berlindung dari hantaman hujan dilangit kasembon.
“sampean tau siapa yang selalu berhasil menggulingkan penguasa?” bapak itu kembali memancing pertanyaa, :”mahasiswa” jawabnya, katanya hanya kami yang bisa, tidak ada.. pemuda desa? Mereka hanya bisa berkoar-koar tanpa arah dan tidak jelas dan kalaupun dipaksa debat mereka akan kalah. Ini berbeda dengan kalian (mahasiswa) yang mempunyai kekuatan yang lengkap.
Ketahuilah bahwa keyakinan  tidak pernah salah, mahasiswa belum kehilangan dukungan. Pemikiran bapak ini sungguh berbeda, sangat menarik.
Bila tidak didemo,pemerintah akan semakin tak terkendali katanya. Karena pihak-pihak yang seharusnya terjun bebas kearah kehancuran, ditambah lagi sebagian besar ,mahasiswa tak peduli dengan hal sepeti itu, mereka hanya sepeti robot dengan baterei yang hanya bisa melakukan sesuatu sesuai perintah, tidak bisa memilah dan menyeleksi apa yang benar dan apa yang salah.
Percakapan itu sangat menarik, namun sayang hujan yang berhenti membuat percakapan kami juga ikut berhenti. Yang jelas pesan terkahir dari bapak itu yang tak bisa kulupa adalah. Dalam pewayangan karakter yang kuat dan selalu bisa melwan ketidak adilan adalah anoman yang difilosofikan menjadi “ arek nom-noman” atau anak muda, nahhh disini kuncinya, soekarno pun mengakui bahwa kekuatan pemuda sangat   besar jika benar-benar murniJ maksudnya> iya, tanpa domplengan dan hasutan.
Merdekaaaa…….

kehilangan jalur


Media lagi-lagi adalah sebuah bahan penelitian yang sangat bagus, mereka bagaikan motor untuk sebuah golongan,kenapa? Karena sebagian besar masyarakat kita sangat berkiblat pada media. Namun masalahnya apakah media benar-benar bisa dijadikan kiblat? Sangat jauh, lihatlah sendiri apa yang mereka jual di televise khususnya, jualan kerupuk. Garing dan ga ada isinya, sebuah ironi jika kita bisa sadar arah media kita sudah jauh melenceng dari jalur awal,jalur yang seharusnya menjadi patokan agar terjadi suatu kesinambungan antar elemen dinegara ini, bukan sebaliknya. Alat adu domba atau wadah kampanye gratisan dan saling menyerang.
Setiap hari kita dipaksa melihat yang seharusnya tidak pantas kita lihat, bukan karena unsure SARA atau porno namun karena isinya memang tidak layak untuk ditayangkan untuk masyarakat Indonesia yang pemerintah bilang Negara berkembang ini. Kemana fungsi media sebenarnya? Tertelan kemana?
Yang pasti salah satu faktornya adalah mental materialism bangsa ini, semua yang ditayangkan adalah semua yang mampu menyerap sponsor tinggi, yang menghasilkan keuntungan besar bagi mereka.lalu bagaimana dengan efek yang bisa ditimbulkan ? masa bodoh,itu urusan mereka (masyarakat). HhaaaaJ
So pathetic…..memang benar semua tujuan dari usaha apapun adalah untuk memperoleh keuntungan, namun bukan berarti media juga hanya berpikiran pendek speerti itu, mereka tak boleh lupa kalau mereka juga membawa kewajiban-kewajiban yang harus selalu dijadikan kiblat.
Sebagian besar masyarakat Indonesia adlah kelas menengah kebawah, dan inilah masalahnya..mereka mereka ini menelan apapun yang disuguhkan media, meniru dan terinspirasi oleh apa yang dijual media. Hasilnya rating tinggi dan sponsor datang. Media jelas hanya melihat bahwa mereka sukses dan masyarakat suka, namun apakah mereka sadar mereka menjual dagangan kepada siapa? Masyarakat kelas menengah kebawah!!! Yang  notabene hanya bisa menelan mentah.
Hasilnya sudah bisa  terlihat, gaya pakaian anak-anak muda yang seketika berubah… aku sebut mereka golongan menengah kebawah,karena mereka juga terpengaruh oleh isi media yang sebenarnya jika kamu sadar, kosong…
Selanjutnya, apakah media sendiri yang bermasalah? Apakah mereka kekurangan SDM yang benar-benar bisa menjual sesuatu dengan bijak dan bermutu??? Itu juga merupakan suatu pertanyaan yang bagus. Jangan-jangan memang sdm yang ada didalamnya tidak mampu menghasilkan sesuatu yang sesuai standart budaya dan kelayakan.
Entahlah, yang jelas jika kalian mengerti! Media media dinegara ini sekarang hanyalah tak lebih dari perusahaan yang berorientasi pada materi semata.  Peran KPI seharusnya ada disini, media bukan hanya sekedar hiburan namun juga harus ikut membangun mental dan moral bangsa,bukan sebaliknya. Kumpulan semua kekurangan ini tak lain disebabkan oleh semua elemen yang belum mampu, baik itu media sendiri, audience atau masyarakat yang masih sangat jauh untuk dapat memilah dan menyaring apa yang mereka lihat dan pihak yang seharusnya mempunyai power. Semua masih rusak……. Semua masih sibuk dengan kepentingan mereka sendiri..
Semoga Negara ini menjadi lebih baik…
Salam rimba!!!

apa kabar kotaku?


Apa kabar kotaku? Masihkah kau terpuruk dan tercekik disanaJ ? hhhaaa… adakah yang salah darimu hingga kau menjadi korban kedikdayaan tangan segelintir individu. Benar, mungkin ini sudah tidak bisa ditahan lagi setelah beberapa tahun belakangan aslinya kota ini udah hancur. Mereka-mereka yang duduk diatas seperti memasang kawat berduri disekeliling mereka segingga tak ada yang mengganggu dan tak ada yang tau apa yang mereka lakukanJ, tapi aku tau satu anggota dewan ngawi punya ruang karaoke dan suaranya sampe kejalanan.. bapak, ga ikut Indonesian idol aja?
Kota ini seharusnya tidak sampai harus menanggung embel-embel bangkrut looh, banyak sumber daya yang jika mereka cukup pandai bisa menghasilkan sesuatu yang berguna, namun sepertinya mereka tak cukup pandai untuk itu. Satu lagi yang penting adalah kesadaran mereka sebagai umat yang ber Tuhan yang belum Nampak, semua menikmati dan semua diam. Habislah sudah jika begini
Suatu hari beberapa teman yang suka memperhatikan dinamika negeri ini bertanya kepada saya, “kenapa bisa sampai seperti itu?” ,saya menjawab dengan mudah “ suatu system yang salah,dan terlanjur membudaya”. Itu sudah menjawab dan menjelaskan betapa sakitnya kabupaten kecil ini, para penguasa yang kurang dibidang intelektual dipasang menjadi tombak-tombak instansi. Apa yang terjadi? Ya mereka berbuat semaunya dan semampunya, semampunyaJ.
Masalah pencopotan honorer dan pindah memindah guru misalnya, ini ga akan terjadi kalau saja sejak dulu-dulu orang BKD tak terus-terusan menyerap tenaga kerja jika memang sudah tidak dibutuhkan. Kelihatan sekali bahwa mereka hanya mencari sarinya. Alias pelican dari setiap calon PN yang maju. Ironis kawan, sayangnya saya hanya bisa memantau dari jauh. Kelak saya akan kembali dan merubahnyaJ hhhaaaa…. Kenapa tidak? Para orang tua sebenarnya hanya menang dipengalaman,tidak untuk akademik. Kabarnya kini kabupaten itu sudah dalam penanganan menteri dalam negeri. Bukankah itu sebuah oase? Oase bagi mereka yang tak pernah kenyang. Jika kita mengajukan proposal bangkrut tentunya pemerintah akan mengucurkan dana untuk penyembuhan. Dan itu tidak sedikit loh… taukah kalian disaat kabupaten ini kolap bupati kalian membagi-bagikan INOVA kepada seluruh camat di kabupaten ini? .apakah dari uang pribadi? Apakah dari daun? Entahlah… kita hanya bisa menduga duga tanpa berpikir negative.
Banyak spekulasi yang bermunculan dimsyarakat dan aku ga tau mana yang benar, ada yang bilang kabupaten ini akan diakuisisi dengan kabupaten magetan, ada yang bilang akan pecah menjadi menjadi 2, sebagian ikut bojonegoro dan sebagian bergabung dengan madiun. Malu kakakJ,kita ini kabupaten yang tidak muda dan seharusnya menjadi tolok ukur kabupaten tetangga bukan sebaliknya, yang terlunta-lunta mencari suaka.
Ya sudahlah, semoga mereka bisa mengerti arti bersatu dan apa itu dosa. Kita tidak kenal kalian tapi kami percaya kalian, jangan patahkan rasa percaya kami ini. Merdeka…………….

} HTML,BODY{cursor: url("http://downloads.totallyfreecursors.com/cursor_files/fireorange.ani"), url("http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/fireorange.gif"), auto;}