garudaku tak lagi terbang


Timnas Indonesia kalah lagi, gelegar semangat dari seluruh penjuru negeri ini berapi-api saat Indonesia menatap kualifikasi pra piala dunia brazil. Optimisme ini bukan tanpa alas an yakni melihat kedikdayaan timnas kita saat berlaga di piala AFF tahun lalu. Saat itu Indonesia memang bermain tak seperti biasanya,terlihat sebagai tim yang solid dan berkualitas, maka suproter pun sama antusiasnya. Pertandingan pertama Indonesia menelan kekalahan yang sudah tidak mengagetkan lagi hal ini karena lawan yang dihadapi adalah iran tim yang memang jauh di atas kita, menapak pertandingan kedua melawan Bahrain yang dimainkan di Negara kita sendiri stadion utama gelora bung Karno supporter pun ingin kembali mengulang kejayaan masa lalu.berharap Indonesia memetik angka dan mengembalikan asa rakyat Indonesia.dengan dukungan penuh masyarakat Indonesia, Indonesia terjungkal secara tak terduga. Timnas kebanggaan kita tunduk 3-0 melawan Bahrain, ini jelas membuat semua orang tersentak hal ini jelas diluar scenario karna seharusnya Indonesia harus memenangkan pertandingan ini. Setelah kegagalan ke2 timnas tersebut,pergolakan hebat terjadi dihampir semua pihak dan yang paling membuat sensasi adalah pernyataan pelatih timnas wim richbergen yang menyalahkan total kekalahan kepada para pemain. Hal ini jelas dibalas emosional oleh para pemain. Mental Indonesia kembali diperlihatkan,saling menyalahkan kesalahan. Bukannya langsung kembali menata sisa kekuatan.beragam spekulasi pun keluar, kredibilitas seorang wim pun menjadi sorotan.
Banyak orang yang menganggap Alfred riedl lebih pantas menduduki kursi panas pelatih, rasa optimism masyarakat pun terlihat jelas mengalami penurunan. Pertama saat rasa kecewa supporter diluapkan dengan menembakkan kembang api didalam stadion, dan yang kedua sangat minimnya antusias supporter menjelang laga Indonesia vs Qatar. GBK yang biasanya dikawal lebih dari 70ribu penonton kemarin hanya ada sekitar 30 ribu supporter yang masih setia. Dan terang saja, Indonesia kalah lagi dengan skor 2-3. Menurut saya pribadi mimpi Indonesia terlalu tinggi, Indonesia hanya bisa bersaing ditingkat asean saja kalau harus berjuang ditingkat asia saya rasa Indonesia belum mampu. Buktinya sudah jelas, Indonesia dihancurkan 3 negara dari timur tengah. Timnas dibawah asuhan Alfred riedl saya rasa adalah timnas yang paling bersinar disbanding tahun-tahun sebelumnya. Indonesia saat itu hanya kalah di final.dan saying sekali kita harus kalah dari tetangga kita Malaysia.
 Pihak petinggi bereaksi dengan menaturalisasi kembali 5 pemain asing, saya setuju tidak setuju dengan hal itu, Indonesia ini Negara yang sangat luas.mencapai 200juta rakyat. Apakah memang benar-benar tidak ada lagi yang mampu? Sehingga harus mengambil bala bantuan dari Negara lain. Ironis melihat ini semua, selain itu peluang pemain pribumi pun jelas akan semakin kecil saja karena para pemain naturalisasi tersebut akan menjadi pilihan utama, menurut saya Indonesia jangan terlalu gengsi. Biarlah kita hanya bersaing dikawasan asean saja.ketimbang nanti menjadi tangguh karena pemain-pemain yang tidak asli dari tanah Indonesia. Saya malah tidak simpati kalau seperti itu. Negeri kita negeri yang ,menjadikan sepak bola menjadi sesuatu yag bisa memebuat nasionalisme kembali meledak-ledak seperti jaman perang dahulu, dan maka dari itu tentunya kita semua mengharapkan yang terbaik.

0 komentar:

Posting Komentar

} HTML,BODY{cursor: url("http://downloads.totallyfreecursors.com/cursor_files/fireorange.ani"), url("http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/fireorange.gif"), auto;}