saat media menjadi sampah


Apakah kalian semua sadar bahwa bom yang akan meledakkan Negara kita sudah bersama kita setiap hari? Bom itu adalah media, media elektronik khususnya. Sadarkah kalian bahwa sekarang apa yang ditayangkan dimedia sangatlah jauh dengan unsur pendidikan ataupun pengetahuan, terlihat bahwa sekarang pihak media swasta hanya mengejar untung dan mengesampingkan unsure-unsur edukasi yang harusnya menjadi unsure terpenting dalam penyiaran tanah air. Apa yang kita lihat, apa yang anak-anak tonton setiap hari sejatinya akan merusak moral bangsa kita sendiri,setiap hari kita dicekoki dengan segala sesuatu yang menjijikkan dan kosong belaka.
Acara-acara keagamaan contohnya, diletakkan pada pagi hari sekitar jam 5 sampai jam 6, siapa yang mau melihat? Jelas pihak media punya alasan untuk itu, yang pasti adalah acara semacam itu ratingnya rendah dan tidak menarik pihak sponsor. Padahal sisi agama  mutlak diperlukan bagi setiap manusia, acara untuk anak kita ambil contoh lagi diletakkan disiang hari? Hah..siapa yang mau nonton? Anak kecil siang hari kalau ngga disekolah ya LES. Benar-benar prihatin melihat apa yang disuguhkan media, malah yang ditonjolkan adalah infotaiment-infotaiment sampah yang   yang memenuhi layar kaca.
Ditambah lagi dengan serentetan film sinetron yang antri muncul dilayar kaca, yang saya heran! Pemainnya sama, ceritanya pun sama, dengan semua ketidak jelasannya mengapa malah itu yang disukai rakyat Indonesia? Mengapa malah itu yang ratingnya tinggi dan diminati banyak sponsor? Entahlah,namun bila semua sadar semua itu adalah pembodohan maka rating sinetron-sinetron sampah tersebut akan turun dengan sendirinya. Jelas sekali bahwa pihak televise hanya mengejar untung semata. Masa bodoh dengan akibat yang ditimbulkan bagi masyarakat dan bagi anak khususnya. Yang penting untuk mereka banyak ya sudah,toh komisi penyiaran juga diem aja…
Pernahkah kalian berpikir kenapa acara berbau edukasi dan pengetahuan tidak diminati di Indonesia? Disamping masih banyaknya orang bodoh di Indonesia hal yang paling mencolok adalah pengemasan acara yang sama sekali tak menarik, berbeda dengan discovey channel atau ensklopedia milik luar yang bagus ratingnya, kenapa? Karena pengemasan mereka yang pintar dan menarik.
Perlu diketahui bahwa seharusnya media menjadi pion bagi masyarakat untuk maju dan banyak ilmu, dewasa ini kita sebagai konsumen dituntut cerdas dalam memilih acara mana yang pantas ditonton dan amna yang sampah belaka. Pernah saya member reward kepada acara “para pencari tuhan” karena itu film yang dikemas bagus dan memiliki nilai-nilai yang kuat. Sinetron bagus.. namun apa yang membuatnya tidak bagus? Jam tayang nya yang ditaruh disaat bersamaan dengan sholat tarawih.
Bila dikemas dengan baik dan jam tayang yang benar-benar tepat sasaran saya rasa televise Indonesia akan jauh lebih baik dari ini, sah saja menyiarkan infotainment tentang selebritis atau apalah itu, namun bukankah lebih baik bila menyiarkan tentang prestasi atau kebaikan mereka agar masyarakat luas terinspirasi dan termotivasi,bukan malah menonjolkan sisi negative dari public figure tersebut dan anehnya mereka malah suka hal tersebut menjadi konsumsi public, sama-sama ga benerJ.  Peran KPI dalam saat ini harusnya menjadi pahlawan dengan membenarkan semua kesalahan yang sudah terlanjur ini,bukan hanya diam dan seakan mengamini segala acara yang dibuat televisi.
Terakhir semoga semua pihak bisa dewasa dalam memproduksi ataupun mengkonsumsi, semua juga untuk bangsa kita sendiri…
Merdeka……!!!!!!!!!!!!!!! 

0 komentar:

Posting Komentar

} HTML,BODY{cursor: url("http://downloads.totallyfreecursors.com/cursor_files/fireorange.ani"), url("http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/fireorange.gif"), auto;}