perilaku belajar di dunia kampus


Setelah mendalami  perilaku belajar diperguruan tinggi tersebut saya mempunyai beberapa pendapat, yang pertama memang benar adanya bahwa dunia kampus lah yang dapat membentuk karakter seorang murid menjadi seorang mahasiswa yang sesungguhnya, maksudnya adalah menjadi mahasiswa yang dapat mengimplementasikan semua yang dilihatnya dan mengumpulkan sebanyak mungkin bekal untuk menjadi orang yang benar-benar intelek,  Namun untuk mencapai itu semua tak hanya bisa dicapai dengan hanya sumber daya yang mumpuni maupun dengan sarana pembelajaran yang baik, sumberdaya manusia saja tak akan cukup jika ia dibiarkan berjalan sendiri tanpa ada yang menunjang ataupun mengarahkan,dan apakah sarana bisa? Tidak juga, keduanya perlu disatukan dengan yang namanya pengakuan.saya setuju dengan artikel tersebut tanpa adanya pengakuan seorang mahasiswa tidak akan menjadi kaum intelek yang sebenarnya dan tak akan bisa memahami pembelajaran yang ia lakukan di kampus, kadang memang seseorang bisa menjadi baik karena adanya pengakuan.
Dan didalam proses pembelajaran,kadang mahasiswa hanya berpikir bahwa perkuliahan itu hanya proses interaksi antara mahasiswa dan dosen sehingga mendapatkan suatu hasil atau ilmu,namun apakah hanya itu tujuan perkuliahan tersebut? Tentu bukan,kuliah itu bukan hanya mendapatkan catatan dari apa yang dibicarakan dosen dikelas namun pengalaman-pengalaman hidup yang kita dapat itu merupakan ilmu yang jauh lebih berharga.kadang inilah yang tidak terpikirkan oleh mahasiswa mereka pikir dosen lah dewa nya, dan merupakan satu-satunya sumber serapan ilmu. Pemikiran ini harusnya mulai disadari mahasiswa bahwa itu salah. Bila ditelisik kebelakang apakah itu sepenuhnya salah mahasiswa? Tentu  bukan, ingat bahwa mahasiswa merupakan suatu wadah emas,tinggal apa dan siapa yang mengisi wadah itu. Sedikit banyak dosen juga berperan dalam pembelokan pemikiran tersebut,sehingga mahasiswa menjadi makhuk yang hanya mencatat dan mencatat apa kata dosen semata. Memang sulit merubah semua yang sudah terlanjur  dianggap benar. Lalu apakah yang harus dibenahi lagi untuk mendapatkan bibit-bibit unggul masa depan? Seperti pada isi artikel, itu adalah intensitas pertemuan kelas yang sangat tidak mencukupi, mungkin teman-teman lain juga sependapat dengan saya,bahwa waktu yang disediakan untuk sebuah mata kuliah dalam satu minggu hanya satu kali pertemuan dan itu pun tak lama.lalu bagaimana mungkin semua ilmu dapat terserap sempurna oleh mahasiswa? Hamper semua mahasiswa datang ke kampus dengan modal kosong dan keluar kelas pun hanya mendapat ilmu yang samar-samar.
Memang suatu kesalahan yang komplek, dengan keadaan seperti ini hanya ada satu jalan keluar yaitu mencari sendiri ilmu yang samar tersebut agar menjadi jelas.apakah itu? Jawabnya adalah perpustakaan.disitulah sumber ilmu selain hanya mendengarkan dosen dikelas, harusnya dosen juga mengarahkan mahasiswanya untuk lebih aktif mencari bahan lain untuk lebih memantapkan ilmu yang diajarkannya, selalu mencontohkan suatu masalah pada setiap pertemuan saya yakin akan menjadikan mahasiswa akan lebih berpikir terbuka dan meluas.karena dengan metode itu mahasiswa bukan hanya menelan utuh apa yang disampaikan dosen,namun mengerti secara keseluruhan dari apa yang diajarkan,hal ini uga sangat berguna bagi mahasiswa saat ia menempuh skripsi. Seorang mahasiswa yang terbiasa dengan suatu masalah akan lebih gampang menentukan judul skripsinya. Selain itu adakah guna semua ilmu tadi jika mahasiswa tak mampu mempublikasikannya atau mengeluarkan kembali, untuk itu bekal kemampuan berbahasa juga sangat perlu dan wajib dimiliki oleh seorang mahasiswa, lalu bagaimana berbahasa yang baik itu yang jelas adalah keefektifitasannya dan mampu untuk membedakan gagasan atau pengertian,itulah tujuan dari tuntutan berbahasa bagi mahasiswa, Mahasiswa harus mempunyai kemampuan berbahasa pada tingkat yang memadai untuk mampu menyerap gagasan dan pengetahuan yang kompleks dan konseptual.
Jadi kesimpulannya segala proses yang dijalan seorang mahasiswa dalam mencapai predikat kaum intelektual tidaklah hanya berdasarkan satu atau dua factor saja,namun berbagai factor yang saling berantai dan complex, dari buku,cara perkuliahan,sampai kemampuan berbahasa seorang mahasiswa. 

0 komentar:

Posting Komentar

} HTML,BODY{cursor: url("http://downloads.totallyfreecursors.com/cursor_files/fireorange.ani"), url("http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/fireorange.gif"), auto;}