Manajemen Makna Terkoordinasi menggambarkan manusia sebagai aktor yang berusaha
untuk mencapai koordinasi dengan mengelola cara-cara pesan dimakna. Perace dan
Cronen menggunakan metafora “teater tanpa sutradara”, mereka yakin
bahwa di dalam kehidupan sebagaimana teater, terdapat aktor-aktor yang
mengikuti semacam perilaku dramatis dan aktor lainnya menghasilkan “kekacauan
yang memiliki titik-titik pertalian yang terpisah”.
Asumsi-Asumsi
Manajemen Makna Terkoordinasi
MANUSIA HIDUP DALAM KOMUNIKASI
Seperti pendapat Pearce (1989),
bahwa komunikasi adalah, dan akan selalu, menjadi penting bagi manusia dari
yang seharusnya. Maksudnya manusia hidup dalam komunikasi. Hal ini merupakan
sebuah pertentangan dari teori komunikasi konvensional yang beranggapan bahwa
komunikasi selalu bersifat linier. Tetapi para teoritikus CMM menilai bahwa
setiap situasi sosial diciptakan melalui interaksi. Ini berarti bahwa dalam
asumsi ini, terdapat suatu proses komunikasi yang terjadi dalam interaksi
individu dengan yang lain.
MANUSIA SALING MENCIPTAKAN
REALITAS SOSIAL
Kepercayaan orang-orang dalam
menciptakan realitas sosial dalam percakapan disebut sebagai konstruksionisme
sosial. Realitas sosial merujuk pada pandangan seseorang mengenai bagaimana
makna dan tindakan sesuai dengan interaksi interpersonalnya. Beberapa orang
yang sudah saling mengenal pun akan berbeda interpretasi jika mereka jarang
bertemu. Hal ini banyak menimbulkan realitas sosial baru yang mungkin menjadi
realitas bersama yang akan mereka pahami di masa yang akan datang.
TRANSAKSI INFORMASI BERGANTUNG
KEPADA MAKNA PRIBADI DAN INTERPERSONAL
Pada asumsi ini teori manajemen
makna terkoordinasi berhubungan dengan cara seseorang mengendalikan percakapan
atau interaksi dengan orang lain. Terdapat makna pribadi dalam setiap interaksi
seseorang. Makna pribadi dan interpersonal sering kali didapat secara tidak
sengaja dalam percakapan. Dalam percakapan makna interpersonal harus sering
dikedepankan, sehingga pemahaman ruang lingkup pribadi lebih dapat
diminimalisir dengan adanya penggunaan standar yang dimengerti bersama.
Hierarki Makna yang Terorganisir
Hierarki dalam teori ini digambarkan
seperti piramida terbalik, dimana di dalam piramida tersebut terdapat
asumsi-asumsi:
ISI
Merupakan langkah awal dimana data
mentah dikonversikan menjadi makna
TINDAK TUTUR
Tindakan-tindakan yang dilakukan
individu dengan cara berbicara dengan orang lain.
EPISODE
Merupakan rutinitas komunikasi yang
memiliki awal, pertengahan dan akhir yang jelas. Dalam level ini, kita mulai
mendeskripsikan konteks dimana orang bertindak dan mulai melihat pengaruh dari
konteks terhadap makna.
HUBUNGAN
Dimana dua orang menyadari potensi
dan betasan mereka sebagai mitra dalam sebuah hubungan.
NASKAH KEHIDUPAN
Diartikan sebagai kelompok-kelompok
episode masa lalu dan masa kini. Maksudnya kita dapat menjadi seperti apa yang
kita rasakan dikarenakan naskah kehidupan kita yang pernah kita jalani.
POLA BUDAYA
Manusia mengidentifikasi diri mereka
dengan kelompok tertentu dalam kebudayaan tertentu. Setiap individu pasti
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
Posting Komentar