Lagi-lagi saya akan sharing tentang dunia mahasiswa,
seperti yang saya bilang sebelumnya dunia kampus adalah dunia 1000misteri. Untuk
kali ini kita focus untuk membahas perubahan logat,perubahan gaya baik itu
berpakaian maupun tingkah laku bagi mahasiswa yang baru pindahan dari kampung asalnya.
Temen-temen pasti juga sudah tahu,banyak banget contohnya atau mungkin
temen-temen sendiri juga mengalaminya? Menarik untuk ditelusuri. Mahasiswa baru
datang ke kota besar dari tempat asalnya yang kebanyakan tak semaju kota
sekarang.nahh modernisasi yang diterima mentah-mentah inilah yang membuat
mereka merasa tertarik untuk mengikuti livestyle orang-orang disekitarnya,
sudah pasti tujuannya adalah pembentukan identitas. Agar orang-orang melihat
dia sebagai orang kota
Hmmm..pentingkah? perubahan identitas diri oleh
kebanyakan orang dirasa perlu, menyamarkan identitas aslinya.hha..menyamarkan,
mereka-mereka sebisa mungkin merubah logat bicaranya sesuai dengan orang-orang
asli kota itu. Saya sempat tertawa sendiri melihat itu semua, melihat apa yang
terjadi pada mereka-mereka yang baru beberapa minggu menginjakkan kaki dikota
ini.sebagai contoh paling nyata adalah orang-orang luar malang khususnya
mahasiswa berbicara boso walikan.yang memang bahasa khas malang. Saya berpikir
sejenak? Apa mungkin hanya untuk menghormati dan agar bisa diterima
dilingkungan barunya? Saya rasa tidak. Saya pikir mereka bertujuan agar
terlihat seperti orang malang.dan oleh-oleh ketika ia pulang ke kampungnya.hmm.benar
bukan? Mungkin temen-temen juga begitu. Kalau antum pulang kampung.dengan logat
yang asing bagi keluarga dan sekitarmu.mereka akan merasa bangga dan terlihat
seperti orang kota.
Fenomena ini banyak menarik perhatian orang,
walaupun banyak yang terkesan memaksa dan tidak pas mereka tetap saja
melakukannya. Dari tadi kita hanya bicara tentang maba,bagaimana mahasiswa yang
sudah ada dimalang bertahun-tahun? Setelah melakukan observasi saya menyimpulkan
malah sedikit dari mereka yang mengubah logatnya. Mereka lebih bangga dengan
logat mereka sendiri, bangga akan identitas aslinya. Berbeda dengan para
mahasiswa yang masih kaget dengan kota besar menurut saya,yaap mungkin butuh
pendewasaan dan adaptasi yang lebih. Saya pun tidak pernah menyalahkan
kebiasaan ini malah menurut saya ini merupakan sebuah penghormatan bagi malang.
Namun,adakalanya kita tidak boleh melupakan identitas asli kita,darimana kita
berasal dan darimana kita datang.
‘koen mene kuliah jam piro?” sering saya mendengar
kata itu keluar oleh teman saya yang berasal ari kota yang sama dengan saya,
terdengar aneh sekali. Namun saya juga tak pernah protes akan hal itu,cukup senyum
saja. Saya lebih bangga dengan logat saya,siapa saya, dan darimana saya. Untuk temen-temen
jelas keputusan ada ditangan anda sendiri,karena ini hanya sebuah opini dan
pandangan individu semata.
Posting Komentar