Kaitan
etika dengan komunikasi
Pada dasarnya etika dengan komunikasi saling
berkaitan, dalam setiap komunikasi harus ada etika didalamnya agar tercipta
suatu komunikasi yang lancar dan etis. Karena jika orang melakukan komunikasi
tanpa dilengkapi dengan etika maka bisa jadi pesan yang disampaikan tidak akan
berjalan mulus dan bisa jadi menimbulkan dampak yang berbeda dari lawan
bicaranya.
Dalam setiap pembicaraan yang kita lakukan kepada lawan bicara kita,
kita harus memperhatikan beberapa hal atau etika berkomunikasi untuk menjaga
perasaan, kepercayaan dan harga diri seseorang yang menjadi lawan bicara kita,
yaitu antara lain:
1.Berbicara dengan suara yang jelas, dalam arti suara tidak kecil maupun tidak terlalu kencang.
2.Tidak berbicara terlalu cepat maupun terlalu lambat.
3.Saat berbicara dengan lawan bicara maupun saat mendengarkan lawan bicara, mata kita harus saling melihat, sehingga tidak terkesan malu ataupun tidak mendengarkan lawan bicara.
4.Berbicara seperlunya, tidak panjang lebar tanpa arti yang jelas ataupun berputar-putar (berbelit-belit)
5.Memberikan kesempatan kepada lawan bicara untuk berbicara, sehingga tidak terkesan mendominasi berbicara.
6.Jangan menyela atau memutus pembicaraan lawan bicara apabila lawan bicara kita belum selesai berbicara, karena itu akan membuat lawan bicara kita tiak senang dan tidak dihargai.
7.Dalam berkomunikasi diharapkan menjaga emosi kita, yaitu jangan sampai terbawa emosi sehingga marah-marah kepada lawan bicara.
8.Tidak tertawa secara berlebihan dan terus menerus.
9.Sebaiknya tidak menguap saat lawan bicara sedang berbicara, karena lawan bicara akan merasa kita bosan dengan pembicaraannya.
10.Tidak mengerjakan sesuatu saat lawan bicara sedang berbicara (misalnya sambil menulis, mengetik, dan lain sebagainya).
11.Menghargai pendapat, masukan atau kritik dari lawan bicara. Artinya tidak langsung membantah.
1.Berbicara dengan suara yang jelas, dalam arti suara tidak kecil maupun tidak terlalu kencang.
2.Tidak berbicara terlalu cepat maupun terlalu lambat.
3.Saat berbicara dengan lawan bicara maupun saat mendengarkan lawan bicara, mata kita harus saling melihat, sehingga tidak terkesan malu ataupun tidak mendengarkan lawan bicara.
4.Berbicara seperlunya, tidak panjang lebar tanpa arti yang jelas ataupun berputar-putar (berbelit-belit)
5.Memberikan kesempatan kepada lawan bicara untuk berbicara, sehingga tidak terkesan mendominasi berbicara.
6.Jangan menyela atau memutus pembicaraan lawan bicara apabila lawan bicara kita belum selesai berbicara, karena itu akan membuat lawan bicara kita tiak senang dan tidak dihargai.
7.Dalam berkomunikasi diharapkan menjaga emosi kita, yaitu jangan sampai terbawa emosi sehingga marah-marah kepada lawan bicara.
8.Tidak tertawa secara berlebihan dan terus menerus.
9.Sebaiknya tidak menguap saat lawan bicara sedang berbicara, karena lawan bicara akan merasa kita bosan dengan pembicaraannya.
10.Tidak mengerjakan sesuatu saat lawan bicara sedang berbicara (misalnya sambil menulis, mengetik, dan lain sebagainya).
11.Menghargai pendapat, masukan atau kritik dari lawan bicara. Artinya tidak langsung membantah.
Menurut johanessen,Dari konteks hubungan antara etika dengan komunikasi
maka dapat disimpulkan bahwa konsep etika komunikasi memiliki makna sebagai
standar perilaku yang baik dan benar, yang memungkinkan menjalankan aktivitas
komunikasi secara etis dalam konteks budaya serta moralitas tertentu. Oleh
karenanya ada beberapa prinsip dalam etika komunikasi, prinsip-prinsip tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Kejujuran dalam Pesan
a. Pesan harus sungguh-sungguh menyatakan realitas yang sebenar-benarnya.
b. Menghindari upaya manipulasi dengan motif apapun
2. Prinsip Manusia sebagai Pribadi
a. Relasi / Interaksi yang dilakukan dan isi pesan yang disampaikan harus menghormati manusia sebagai pribadi
b. Menghormati hak dan tanggung jawab terhadap pemilihan pesan yang dibutuhkan.
c. Pesan komunikasi tidak menjebak manusia dalam kondisi bertindak Irasional
3. Prinsip Tanggung jawab sosial
a. Setiap proses komunikasi akan selalu mengakibatkan dampak pada aspek kognitif, afektif dan konasi. Dampak yang ditimbulkan tersebut bisat bersifat positif dan negatif.
b. Prinsip tanggung jawab sosial lebih menekankan pada minimalisasi dampak negatif disamping juga diperuntukkan sebagai cara untuk melakukan kontrol sosial.
1. Prinsip Kejujuran dalam Pesan
a. Pesan harus sungguh-sungguh menyatakan realitas yang sebenar-benarnya.
b. Menghindari upaya manipulasi dengan motif apapun
2. Prinsip Manusia sebagai Pribadi
a. Relasi / Interaksi yang dilakukan dan isi pesan yang disampaikan harus menghormati manusia sebagai pribadi
b. Menghormati hak dan tanggung jawab terhadap pemilihan pesan yang dibutuhkan.
c. Pesan komunikasi tidak menjebak manusia dalam kondisi bertindak Irasional
3. Prinsip Tanggung jawab sosial
a. Setiap proses komunikasi akan selalu mengakibatkan dampak pada aspek kognitif, afektif dan konasi. Dampak yang ditimbulkan tersebut bisat bersifat positif dan negatif.
b. Prinsip tanggung jawab sosial lebih menekankan pada minimalisasi dampak negatif disamping juga diperuntukkan sebagai cara untuk melakukan kontrol sosial.
Namun yang lebih mendasar adalah kesadaran oleh individu yang melakukan
komunikasi untuk selalu beretika dalam komunikasi,bila semua individu telah
terbiasa melakukan komunikasi yang ber etika tentu tidak akan terjadi masalah
saat melakukan pembicaraan, karena selama ini konflik-konflik atau pertikaian
banyak disebabkan dari sebuah komunikasi yang tidak beretika sehingga lawan
bicara beranggapan berbeda. Dan pada intinya etika dengan komunikasi adalah
saling berkaitan satu sama lain.
Implementasi
etika dalam public relations
Etika sangat diperlukan dalam berkomunikasi,apalagi
dalam bidang public relations yang memang mewajibkan untuk selalu menggunakan
komunikasi yang formal dan beretika, seorang public relations dapat diibaratkan
mulut dari sebuah perusahaan atau instansi dimana ia bekerja, jadi setiap
pembicaraan atau komunikasinya membawa nama perusahannya. Baik buruknya citra
sebuah perusahaan tergantung dari cara berkomunikasi public relationnya,jika
seorang public relation mampu menyampaikan maksud dari perusahannya dan sampai
ke public dengan benar maka komunikasi yang dilakukan seorang public relations
tadi berhasil, dan sebaliknya jika apa yang dimaksud perusahaan tidak sampai
atau tidak seperti yang diharapkan berarti ada yang salah dari cara penyampaian
atau komunikasi dari seorang public relations tadi
Berikut adalah contoh analisis kasus dari etika dan
public relations :
1. Sebuah
proyek pembangunan masjid agung di kabupaten Ngawi jawa timur mengalami
masalah, pihak pemerintah kabupaten Ngawi memutuskan untuk merehab total Masjid
tersebut dan salah satu perusahaan kontraktor menjadi pemenang tender. Saat itu
masjid dihancurkan total hingga tak ada yang tersisa, semua material seperti
kayu-kayu dan besi dijual dahulu oleh pihak kontraktor, seorang public
relations dari perusahaan tersebut mengatakan bahwa langkah ini bisa menghemat
anggaran,tentu pihak kabupaten menyambut dengan setuju. Namun apa yang terjadi?
Uang awal untuk pembangunan sebesar 20 % dan uang hasil penjualan semua
material tersebut dibawa kabur oleh pihak kontraktor. Public relations yang
dihubungi pihak kabupaten selalu berbelit-belit. Kejadian diatas adalah salah
satu contoh pelanggaran etika oleh public relations, jelas bahwa sebelumnya
setiap omongan dari PR tersebut hanyalah tipu muslihat dan hanya bohong belaka.
Dan apa yang diakibatkan dari public relations yang tidak beretika ini? Pihak
pemerintah kabupaten kesulitan mencari dimana kontraktor tersebut. Akhirnya
masjid Agung kota Ngawi hancur tak tersisa dan harus memulai tender dari awal
lagi.
2. Sebuah
contoh lagi adalah kasus prita mulyasari dengan rumah sakit internasional omni
tangerang,saat itu Prita menulis tentang buruknya pelayanan dan manajemen rumah
sakit internasional tersebut di media mail-list,pihak public relations omni
merasa apa yang dilakukan oleh ibu prita adalah suatu fitnah dan bisa membuat
citra rumah sakit menjadi buruk. Dan benar saja rupanya tulisan dari konsumen
yaitu prita mulyasari tersebut berdampak panjang,setelah kasus tersebut tercium
media tiba-tiba perkara tersebut membesar,pihak prita dan rumah sakit saling
serang membela diri. Prita sendiri beranggapan hanya menyampaikan keluhannya
namun dimata pihak rumah sakit ulah prita tersebut dianggap sangat tidak
beretika menulis keluhan dan disebarkan ke orang banyak menurutnya dapat
membuat buruk citra rumah sakit,menurutnya jika memang tidak puas dengan
pelayanan bisa langsung dikonsultasikan ke pihak humas rumah sakit dan bukan
malah diumbar kekhalayak. Dalam perkara tersebut prita dinyatakan bersalah dan
menjalani hukuman.
3. Contoh
terakhir adalah kasus kampanye hitam melalui media facebook,kami mengambil
contoh kasus kampanye hitam yang dituju untuk kubu prabowo saat musim pemilihan
presiden , yaitu berjudul “say no to prabowo”,pihak public relations yang
menjembatani prabowo dengan masyarakat menyatakan hal tersebut sangat merugikan
pihak prabowo dan mengatakan perbuatan tersebut sangat tidak beretika,sebabnya
dalam kampanye difacebook tersebuat karena dengan sengaja membuka rekam jejak (track record) masa
lalu tentang sosok Capres Prabowo Subianto mantan Danjen Kopassus tersebut yang
diduga pernah menjadi dalang aksi penculikan sejumlah aktivitis di era orde baru. Pihak
berwajib pun sangat sulit menemukan pelakunya karena perbuatan tersebut
dilakukan menggunakan media jejaring social,yang jelas dengan kampanye hitam
tersebut pihak prabowo sangat dirugikan karena saat itu mereka sedang gencar
melakukan kampanye untuk pemilihan presiden. Humas dari partai gerindra
mengatakan pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut tidak beretika dan
menjerumuskan.
Posting Komentar