KONFLIK ANTAR PRIBADI
Konflik
antarpribadi adalah ketidaksepakatan antara atau di
antara beberapa individu yang memiliki
hubungan; semisal: teman dekat, kekasih, anggota keluarga, atau rekan kerja. Kata "hubungan" di sini menekankan pada kenyataan bahwa posisi masing-masing orang dan tindakan seseorang itu selalu berpegaruh
terhadap orang
lain.
A.
PRINSIP – PRINSIP KONFLIK ANTAR PRIBADI
1.
Konflik tidak bisa dihindari –
Ini
adalah bagian dari setiap hubungan
interpersonal.
2.
Konflik dapat berdampak negatif dan positif –
Hal
ini tergantung bagaimana seseorang menyikapi konflik itu sendiri.
Dampak negatif:
-
Kerap kali meningkatkan hal negatif yang
timbul bagi pihak yang berselisih.
-
Membuang energi dengan percuma yang mungkin akan
lebih baik jika digunakan untuk hal-hal lain.
-
Dapat mengarahkan seseorang
untuk
menyembunyikan perasaan
atau
menutup diri dari hubungan yang lebih
intim.
-
Menjadi lebih perhitungan, sulit untuk
saling menghargai dan imbasnya bisa terjadi pemutusan hubungan.
Dampak positif:
-
Memaksa seseorang
untuk
memeriksa masalah
dan
berusaha mencar solusinya.
-
Memungkinkan untuk terciptanya hubungan yang lebih kuat.
-
Memungkinkan seseorang untuk menyatakan keinginannya.
-
Mencegah permusuhan agar tidak
memburuk.
-
Menekankan hubungan sepadan dengan
usaha.
3. Konflik bisa fokus pada isi dan / hubungan atau
peristiwa
Menggunakan pengembangan konsep sebelumnya, Anda dapat
membedakan antara konten dan hubungan konflik. Konten konflik berpusat pada
objek, peristiwa, dan orang di dunia yang biasanya eksternal untuk orang-orang
yang terlibat dalam konflik. Ini termasuk jutaan isu-isu yang Anda bertengkar
dan bertengkar tentang setiap hari-the manfaat dari film tertentu, apa yang
harus menonton televisi, keadilan dari pemeriksaan terakhir, yang harus
mendapatkan dipromosikan dan cara untuk menghabiskan tabungan Anda.
Hubungan konflik yang sama banyak dan kekawatiran dengan
hubungan antara individu-dengan isu-isu seperti yang di biaya, kesetaraan atau
kurangnya itu dalam hubungan, dan siapa yang memiliki hak untuk menetapkan aturan
perilaku. Hubungan konflik contohnya yang melibatkan adik laki-laki yang tidak
taat kakaknya, dua mitra yang masing-masing ingin sama mengatakan dalam membuat
rencana liburan, atau ibu dan anak yang masing-masing ingin memiliki kata akhir
mengenai gaya hidup yang putri.
Hubungan konflik sering tersembunyi dan menyamar sebagai
konflik konten. Dengan demikian, konflik atas di mana Anda harus memilih kemana
anda akan liburan , pusat pada keuntungan dan kerugian dari Meksiko versus
hawai. Pada tingkat hubungan, bagaimanapun, itu mungkin pusat pada yang
mempunyai hak yang lebih besar untuk memilih tempat untuk liburan, siapa yang
harus memenangkan argumen, atau yang merupakan pembuat keputusan dalam
hubungan.
4. Konflik memiliki konsekuensi
Seperti disebutkan sebelumnya, cara di mana Anda terlibat
dalam konflik memiliki konsekuensi untuk resolusi konflik dan hubungan antara
pihak-pihak yang bertentangan. Menggambarkan pendekatan konflik yang
mengidentifikasi lima dasar gaya atau cara untuk terlibat dalam konflik
terutama relevan untuk memahami Konflik interpersonal (blake & amp; mouton,
1984). ada lima gaya, diplot sepanjang dimensi perhatian untuk diri dan
perhatian lain orang , memberikan wawasan ke dalam cara orang terlibat
dalam konflik ke beberapa keuntungan dan kerugian dari masing-masing gaya.
Seperti Anda membaca deskripsi berikut
gaya ini, mencoba untuk mengidentifikasi gaya konflik yang sering digunakan
serta gaya orang-orang dengan siapa Anda memiliki hubungan.
Persaingan -saya menang, Anda kalah
Gaya bersaing mewakili perhatian untuk kebutuhan Anda
sendiri dan keinginan dan sedikit bagi orang lain. Selama kebutuhan Anda
terpenuhi, konflik telah ditangani dengan berhasil (untuk Anda). Dalam konflik
termotivasi oleh daya saing, Anda akan cenderung secara lisan agresif sementara
menyalahkan orang lain.
Ini mewakili gaya saya menang, Anda kehilangan filsafat.
Dengan filosofi ini, Anda mencoba untuk mengelola konflik sehingga Anda menang
dan kalah orang lain, seperti yang dapat Anda kirim, gaya ini mungkin cocok di
ruang sidang atau membeli mobil, dua situasi di mana seseorang manfaat dari
orang lain kerugian, tetapi dalam situasi interpersonal filosofi ini dapat
dengan mudah menyebabkan kemarahan pada orang yang hilang, yang pada gilirannya
dapat dengan mudah berubah menjadi konflik tambahan.
Lebih lanjut, fakta bahwa Anda menang orang lain
kehilangan mungkin berarti bahwa konflik benar-benar belum diselesaikan, baru
saja berakhir (untuk sekarang)
Penghindaran - aku kehilangan, Anda kehilangan
Menggunakan gaya menghindari menunjukkan bahwa Anda
relatif tidak peduli dengan Anda sendiri atau dengan yang lain kebutuhan atau
keinginan.penghindaran, menyusut dari komunikasi yang nyata tentang masalah,
topik ketika masalah dibawa sampai, dan biasanya menarik dari adegan perubahan
psikologis dan fisik.
Anda dapat menghargai, gaya ini tidak sedikit untuk
menyelesaikan setiap konflik dan saya dapat dilihat sebagai aku kehilangan,
Anda kehilangan filsafat. Interpersonal masalah jarang pergi untuk kemauan
sendiri; Sebaliknya, jika mereka ada, mereka perlu menghadapi dan berurusan
dengan lebih efektif. menghindari filsafat
memungkinkan konflik bernanah dan mungkin untuk tumbuh, hanya untuk
muncul kembali dalam bentuk lain.
Menampung-aku kalah, Anda menang
Dalam menampung Anda mengorbankan kebutuhan Anda sendiri
untuk kepentingan orang lain, tujuan utama adalah untuk menjaga keselarasan dan
kedamaian dalam hubungan atau kelompok. Gaya menampung dapat membantu Anda
mencapai tujuan langsung menjaga perdamaian dan mungkin memuaskan orang lain,
tetapi tidak sedikit untuk memenuhi Anda sendiri kebutuhan-yang tidak mungkin
untuk pergi. Menampung mewakili an aku kehilangan, Anda memenangkan filsafat.
Dan meskipun ini mungkin membuat pasangan Anda bahagia (setidaknya pada kesempatan
ini), tidaklah mungkin untuk membuktikan abadi Resolusi Konflik interpersonal.
Anda akhirnya akan merasakan ketidakadilan dan ketidakadilan yang melekat dalam
pendekatan ini untuk konflik, dan Anda dapat dengan mudah datang untuk membenci
pasangan Anda dan bahkan mungkin diri sendiri
Berkolaborasi-saya
menang, Anda menang
Dalam
berkolaborasi kekhawatiran Anda dengan baik Anda sendiri dan kebutuhan orang
lain. Sering dianggap yang ideal, berkolaborasi membutuhkan waktu dan kemauan
untuk berkomunikasi, dan terutama untuk mendengarkan perspektif dan kebutuhan
orang lain. Idealnya,
berkolaborasi akan memungkinkan setiap orang perlu menjadi puas, saya menang,
Anda menang situasi. Ini adalah jelas gaya, idealnya akan gunakan di sebagian
besar Anda Konflik interpersonal. Berkolaborasi mempromosikan resolusi di mana
kedua orang mendapatkan sesuatu.
Mengorbankan-saya menang dan kalah, Anda menang dan kalah
Mengorbankan adalah gaya di tengah-tengah atau posisi
aman, ada beberapa perhatian untuk kebutuhan Anda sendiri dan beberapa
keprihatinan untuk kebutuhan lainnya. Mengorbankan adalah jenis strategi Anda
mungkin merujuk sebagai. Bertemu satu sama lain setengah, kuda perdagangan atau
memberi dan menerima. Strategi ini cenderung mengakibatkan menjaga perdamaian,
tapi juga akan ada ketidakpuasan atas kerugian tak terelakkan yang harus
diatasi.compromising bisa disebut saya menang dan kalah dan Anda menang dan
kalah strategi, ada banyak kali ketika Anda tidak bisa keduanya mendapatkan apa
yang Anda inginkan, misalnya, Anda tidak bisa keduanya mendapatkan mobil baru
jika dana yang tersedia yang memungkinkan untuk hanya satu. Namun, Anda mungkin
masing-masing mendapatkan mobil yang lebih baik daripada apa yang Anda sekarang
memiliki-sehingga Anda bisa mendapatkan sesuatu, tetapi tidak semuanya.kamu
tidak akan mendapatkan mobil baru, danu8u8u
yang sama akan berlaku untuk pasangan Anda
5.
Conflict is influenced by culture.
Budaya
memepengaruhi orang untuk memilih cara yang tepat atau tidak untuk berhadapan
dengan konflik. Apa yang dikonflikkan juga tergantung apakah budaya tersebut
merupakan budaya high context atau low context. Pada high context konflik
cenderung berpusat pada pelanggaran kolekti atau kelompok norma-norma dan
nilai, sedangkan low context, konflik cenderung
datang ketika individu yang melnggar norma.
Setiap budaya berbeda dalam bagaimana menentukan apa yang
merupakan konflik. Dan tiap budaya juga mengajari orang2nya cara pandang
lain untuk strategi konflik. Norma2 budaya organisasi akan mempengaruhi jenis konflik
yang terjadi dan juga cara-cara untuk menanganinya.
B. CONFLICT MANAGEMENT STAGES
Sebelum
menyelesaikan konflik diperlukan beberapa persiapan, antara lain:
-
Menghadapi secara pribadi
- Yakin
dan siap menghadapi konflik tersebut
- Mengetahui
apa yg dihadapi
- Hadapi
konflik yg benar2 bisa kita tangani.
- Setelah
siap baru kita memasuki proses strategi menyelesaikan konflik.
a. Define the conflict.
Beberapa
teknik pada langkah define the conflict
ialah:
a.
Menjelaskan antara konten konflik dan hubungan
b.
Merumuskan masalah konflik secara spesifik
c.
Fokus pada saat ini, jangan mengungkit-ungkit masalah yang sudah lewat.
d.
Berempati.
e. Jangan asal
menebak pikiran orang lain, Langsung bertanya kepada orang yang ingin ditanyai untuk mendapat kejelasan.
b. Examine Possible
Solution
Sebagian
besar konflik mungkin bisa di selesaikan melalui berbagai solusi. Berikut ada
beberapa saran yang bisa di coba:
ñ mendiskusikan
masalah dengan diri sendiri maupun dengan teman. Usahakan tidak menghalangi
diri sendiri atau temanmu dalam menghasilkan solusi-solusi yang potensial.
ñ Setelah
menemukan beberapa solusi, usahakan menggunakan win-win solutions. Hindari
menggunakan win-lose solutions, yang mana salah satu pihak akan di
rugikan. Atau carilah solusi yang tidak ada seorang pun yang dirugikan.
Dalam kasus ini. Contoh
permasalahan wimpy & galih :
1.
Galih tidak boleh
berinteraksi dengan temannya.
2.
Wimpy harus
berinteraksi dengan teman galih.
3.
Galih bergaul dengan
teman-teman tanpa ada wimpy.
Solusi 1 & 2 ada
lah win-lose solutions. Di solusi nomor 1, wimpy menang sedangkan galih kalah.
Di solusi nomor 2 galih menang dan wimpy kalah. Solusi nomor 3 mempunyai
kemungkinan keduanya menang ataupun tidak dirugikan sama sekali.
c.
Test the Solution
- Menguji
solusi mental. Berkaitan tentang : bagaimana rasanya sekarang? Bagaimana
rasanya besok? Apakah nyaman dengan begini? Dalam kasus di atas antara
Wimpy & Galih. Apakah wimpy nyaman ketika galih berinteraksi dengan
teman-temannya? Apakah galih merasa bersalah? Apakah galih merasa enjoy
dengan teman-temannya tanpa wimpy?
- Menguji
solusi pada prakteknya. Hal yang perlu di perhatikan antara lain:
bagaimana itu bekerja? Jika tidak berhasil maka harus dicarikan solusi
yang lain. Jangan terpaku pada 1 solusi saja.
d. Evaluate the Solution
Edward
deBono (1987) menyarankan agar menganalisa masalah dengan enam “thinking
hats” untuk melihat perspektif yang berbeda. Dengan setiap hat anda
bisa melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang. Berikut adalah six
thinking hats :
ñ The
fact hat, terfokus pada fakta dan orang yang menanggung masalah tersebut.
ñ The
feeling hat, terfokus pada respon emosional pada masalah.
ñ The
negative argument, mengidentifikasi kekurangan atau
hambatan suatu solusi.
ñ The
positive argument, mengidentifikasi keuntungan dari suatu solusi.
ñ The
creative new idea hat, mencari solusi-solusi baru untuk memecahkan masalah.
ñ The
control of thinking hat, membantu menganalisa masalah, dengan merefleksikan
pemikiran anda sendiri.
e. Accept or Reject the
Solution
Jika
solusi tersebut sudah bisa diterima, maka sudah saatnya menerapkannya pada
kenyataan. Dan bila ternyata solusi tersebut tidak bekerja sebagaimana
mestinya, maka lebih baik kembali dari awal dengan memikirkan beberapa solusi
baru. Bahkan ketika suatu masalah telah berhasil diatasi, masih ada sesuatu
yang harus dikerjakan. Terkadang setelah satu masalah selesai, masalah lain
akan muncul.
C. CONFLICT
MANAGEMENT STRATEGIES
Dalam mengelola konflik ada berbagai
strategi, yang kami akan mengeksplorasi dibawah ini. Pertama, bahwa strategi
yang anda pilih akan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti (1) tujuan yang akan dicapai, (2) keadaan emosional, (3) penilaian kognitif dari situasi tersebut,
(4) kompetensi kepribadian dan
komunikasi, dan (5) sejarah keluarga
(Koerner & Fitzpatrick, 2002). Pemahaman faktor-faktor dapat membantu
dalam memilih strategi yang lebih tepat dan lebih efektif. Penelitian menemukan
bahwa menggunakan strategi konflik yang produktif dapat memiliki banyak efek
menguntungkan, sedangkan menggunakan strategi yang tidak tepat dapat dikaitkan
dengan kesehatan psikologis miskin (Weitzman & Weitzman, 2000; Weitzman,
2001; Neff & Harter, 2002)
1.
Tujuan (jangka pendek dan jangka panjang) yang ingin dicapai akan mempengaruhi
strategi apa yang tepat. Jika hanya ingin menyelamatkan tanggal ini malam itu, Anda mungkin hanya ingin "menyerah" dan pada dasarnya mengabaikan kesulitan. Disisi lain, jika ingin membangun hubungan jangka
panjang, mungkin ingin sepenuhnya menganalisis penyebab masalah dan mencari strategi yang akan memungkinkan kedua pihak untuk menang.
2.
Keadaan
emosional akan mempengaruhi strategi yang dipilih. Tidak mungkin
untuk memilih strategi yang sama ketika sedang sedih seperti ketika anda sedang marah. Anda akan memilih strategi yang berbeda ketika anda sedang berusaha meminta maaf daripada
ketika anda
sedang mencari untuk membalas dendam.
3.
Penilaian kognitif dari
situasi ini akan memberikan pengaruh yang kuat. Sebagai contoh, sikap dan keyakinan tentang apa yang adil
dan merata akan mempengaruhi kesiapan anda untuk mengakui keadilan dalam posisi
orang lain. Penilaian dari anda sendiri (jika ada)
adalah penyebab dari masalah ini juga akan mempengaruhi gaya konflik. Anda juga dapat menilai dampak yang
mungkin dari berbagai pilihan anda. Sebagai contoh, apa yang berisiko jika anda
bertengkar dengan atasan anda dengan menyalahkan atau penolakan pribadi? Apakah anda berisiko mengasingkan anak
remaja anda jika anda menggunakan kekuatan?
4. Kepribadian dan kompetensi komunikasi akan mempengaruhi cara terlibat dalam konflik. Sebagai contoh, jika anda pemalu dan asertif, anda mungkin akan lebih mungkin untuk mencoba untuk menghindari konflik daripada untuk melawan aktif. Jika anda ekstrovert dan berdebat tegas.
5. Sejarah keluarga akan mempengaruhi strategi yang digunakan, topik yang dipilih untuk
melawan sekitar, dan mungkin kecenderungan untuk terobsesi atau melupakan konflik antarpribadi.
Berbagai macam keterampilan resolusi konflik sudah telah
dibahas dalam bab-bab sebelumnya. Misalnya, aktif mendengarkan (Bab 5)
adalah membunuh yang memiliki aplikasi luas dalam situasi konflik. Demikian pula, menggunakan pesan
daripada menuduh pesan-anda (Bab 5) akan berkontribusi untuk resolusi konflik
yang efektif interpersonal (Noller & Fitzpatrick, 1993). Tentu saja, karakteristik kompetensi interpersonal
tercakup dalam kotak Keterampilan interpersonal Memahami seluruh teks yang
jelas dan efektif, teknik resolusi konflik. Pembahasan berikut mengidentifikasi
strategi tambahan merinci strategi yang tidak produktif yang harus dihindari
serta rekan-rekan produktif mereka.
Win- Lose and Win- Win Strategies
Seperti yang
ditunjukkan dalam pembahasan gaya konflik, ketika melihat konflik interpersonal
dalam hal menang dan kalah, ada empat tipe dasar: (1) A wins, B loses; (2) A
loses, B wins, (3) A loses,B loses, dan (4) A wins, B wins.
Jelas, win-win
solution yang paling diinginkan. Mungkin alasan yang paling penting adalah
bahwa win-win solution menyebabkan kepuasan bersama dan mencegah kebencian yang
menang-kalah sering menimbulkan solusi. Mencari dan mengembangkan win-win
solution membuat konflik berikutnya kurang menyenangkan, itu menjadi lebih
mudah untuk melihat konflik sebagai "pemecahan masalah" daripada
sebagai "melawan". Masih manfaat lain dari win-win solution
adalah bahwa mereka mempromosikan saling menyelamatkan muka, kedua pihak dapat
merasa baik tentang diri mereka sendiri. Akhirnya, orang lebih cenderung untuk
mematuhi keputusan yang dicapai dalam hasil win- win dari mereka dalam win-
lose atau lose- lose solutions.
Singkatnya,
anda dapat mencari solusi di mana anda atau sisi menang anda dan orang lain
atau sisi kehilangan (win- lose solutions). Atau anda dapat mencari solusi
di mana anda dan orang lain menang (win-win solution). Win-win solution
yang selalu lebih baik. Terlalu sering, bagaimanapun, kami bahkan gagal untuk
mempertimbangkan kemungkinan win-win solution dan apa yang mereka mungkin.
Contohnya
seperti, ketika saya ingin menghabiskan uang dengan membeli mobil baru karena
mobil yang lama sudah tidak bisa diandalkan, tetapi saya juga ingin berlibur ke
luar kota untuk beristirahat sejenak dari rutinitas sehari-hari. Mungkin untuk
pemikiran resolusi konflik ini, kita belajar untuk mengerti apa yang benar-
benar kita inginkan dan kemudian bagaimana cara untuk mendapatkan apa yang kita
inginkan. Dengan berpikiran seperti itu saya mungkin membeli mobil bekas yang
keadaannya masih bagus, dan juga mengambil perjalanan liburan yang lebih murah
meskipun tidak ke luar kota. Nah dengan hal ini win- win solution akan memuaskan
kita karena masing- masing menang dan mendapatkan apa yang diinginkan.
Avoidance and Active Fighting Strategies
Menghindari konflik sebenarnya dapat
melibatkan fisik, misalnya, meninggalkan lokasi konflik (berjalan keluar dari
apartemen atau pergi ke bagian lain dari kantor), jatuh tertidur, atau
membunyikan stereo untuk meredam semua percakapan. Hal ini juga dapat mengambil bentuk
penghindaran emosional atau intelektual, dimana meninggalkan konflik psikologis
dengan tidak berurusan dengan masalah yang diangkat. Tidak mengherankan,
sebagai meningkat penghindaran, hubungan kepuasan menurun (Meeks, Hendrick,
Hendrick &, 1998). Ini tidak berarti bahwa mengambil
waktu untuk menenangkan diri bukanlah strategi pertama yang berguna. Kadang-kadang, ketika konflik dilancarkan
pikir e-mail, misalnya, ini adalah mudah digunakan dan sering strategi yang
efektif. Dengan menunda respon anda sampai anda
punya waktu untuk berpikir hal-hal yang lebih logis dan tenang, anda akan lebih
mampu merespon secara konstruktif dan ke alamat resolusi mungkin untuk konflik
dan mendapatkan hubungan kembali ke tahap kurang bermusuhan.
Non negotiation adalah jenis khusus dari menghindar. Di sini anda menolak untuk mendiskusikan konflik atau
untuk mendengarkan argumen orang lain. Pada
kali, nonnegotiation mengambil bentuk memukul jauh pada titik pandang anda
sampai orang lain masuk
Strategi lain
konflik yang tidak produktif adalah penggunaan silencer. Silencer adalah konflik teknik yang
benar-benar kesunyian individu lain. Di antara berbagai macam peredam yang
ada, satu teknik yang sering digunakan adalah menangis. Ketika seseorang
tidak mampu untuk menangani konflik atau ketika menang tampaknya tidak mungkin,
ia mungkin menangis dan dengan demikian membungkam orang lain. Peredam
lain terdiri dari pura-pura berteriak emosionalisme-ekstrim dan menjerit dan
berpura-pura menjadi kehilangan kontrol. Lainnya adalah mengembangkan
beberapa reaksi fisik-sakit kepala dan sesak napas mungkin yang paling
populer. Salah satu masalah utama dengan peredam adalah bahwa anda tidak
pernah dapat yakin apakah mereka strategi untuk memenangkan argumen atau reaksi
fisik nyata yang harus anda perhatikan. Jalan salah satunya, bagaimanapun,
konflik tetap teruji dan belum terselesaikan.
Alih-alih
menghindari masalah atau beralih ke nonnegotiation atau peredam,
mempertimbangkan untuk mengambil peran aktif dalam konflik interpersonal
anda. Jika anda ingin menyelesaikan konflik, anda perlu untuk menghadapi
mereka secara aktif. Libatkan diri anda pada kedua sisi pertukaran
komunikasi. Menjadi peserta aktif sebagai pembicara dan sebagai pendengar,
suara perasaan anda sendiri dan mendengarkan dengan cermat perasaan pasangan
anda.
Suatu
bagian penting dari pertempuran aktif melibatkan
mengambil tanggung
jawab atas pikiran dan perasaan anda. Sebagai contoh, ketika anda tidak setuju dengan pasangan anda atau menemukan kesalahan dengan dia atau perilakunya, anda mengambil tanggung jawab untuk perasaan ini. Katakanlah,
misalnya, "Saya
tidak setuju dengan..." atau "Aku tidak suka kalau kamu..." Hindari pernyataan yang menyangkal tanggung jawab anda, seperti "Semua
orang berpikir kau salah tentang..." atau "Chris berpikir anda tidak harus..."
Force and
Talk Strategies
Ketika dihadapkan dengan konflik, banyak
orang memilih untuk tidak berurusan dengan masalah melainkan untuk memaksa
posisi mereka pada orang lain. Kekuatannya
mungkin emosional atau fisik. Dalam
salah satu kasus, bagaimanapun, isu yang dihindari, dan orang yang
"menang" adalah orang yang mengerahkan kekuatan yang lebih. Ini
adalah teknik berperang negara, anak-anak, dan bahkan beberapa orang dewasa
normal yang masuk akal. Tampaknya
juga menjadi teknik mereka yang tidak puas dengan kekuasaan yang mereka
menganggap diri mereka untuk memiliki suatu hubungan (Ronfeldt, Kimerling,
& Arias, 1998)
Dalam satu studi lebih dari 50
persen pasangan menikah tunggal dan melaporkan bahwa mereka mengalami kekerasan
fisik dalam hubungan mereka. Jika kita menambahkan kekerasan simbolik
(misalnya, mengancam untuk memukul orang lain atau melempar sesuatu),
persentase di atas 60 persen untuk single dan di atas 70 persen untuk
Suami-Istri (Marshall & Rose, 1987). Dalam penelitian lain 47 persen dari
sampel 410 mahasiswa melaporkan beberapa pengalaman dengan kekerasan dalam
hubungan kencan (Deal & Wampler, 1986). Dalam kebanyakan kasus kekerasan
itu timbal balik-setiap orang dalam hubungan kekerasan yang digunakan.
Satu-satunya alternatif nyata untuk gaya bicara. Sebagai contoh, kualitas keterbukaan,
sikap positif, dan empati (dibahas dalam kotak Memahami Keterampilan
interpersonal di Bab 5, 10 dan 11) adalah titik awal yang cocok. Selain itu, pastikan untuk
mendengarkan secara aktif dan terbuka (Bab 5). Hal ini mungkin sulit terutama dalam
situasi konflik; emosi dapat berjalan tinggi, dan anda mungkin menemukan diri
anda diserang atau setidaknya dissagreed dengan. Berikut adalah beberapa saran untuk
berbicara dan mendengarkan lebih efektif dalam situasi konflik.
Ø Undang-Undang peran pendengar. Juga,
berpikirlah sebagai pendengar. Matikan televisi, stereo, atau komputer; wajah orang lain. Mencurahkan
perhatian total anda untuk apa yang orang lain katakan. Pastikan
anda memahami apa yang orang katakan dan perasaan. Salah satu cara untuk
memastikan adalah jelas untuk mengajukan pertanyaan. Cara lain adalah dengan parafrase apa
yang orang lain katakan dan meminta konfirmasi: ". Anda merasa bahwa jika
kita mengumpulkan uang kami dan tidak memiliki rekening tabungan terpisah,
hubungan itu akan lebih adil Apakah itu cara yang anda rasakan?"
Ø Menyatakan dukungan atau empati untuk apa orang lain katakan
dan merasa: "Saya bisa mengerti bagaimana perasaan anda. Aku tahu aku
mengendalikan keuangan dan dapat menciptakan perasaan ketidaksetaraan.." Jika
sesuai, tunjukkan persetujuan anda: "Kamu benar menjadi pengganggu."
Ø Keadaan pikiran dan perasaan anda tentang masalah seobjektif
yang anda bisa, jika anda tidak setuju dengan apa yang orang lain katakan, lalu
berkatalah demikian: "Masalah saya adalah bahwa ketika kita memang
memiliki akses yang sama terhadap keuangan, anda berlari karena begitu banyak
tagihan yang masih belum kita
peroleh. Untuk menjadi jujur dengan anda, saya khawatir hal yang sama akan
terjadi lagi. "
Face-detracting
dan Face-Enhancing Strategies
Pendekatan
untuk Face-detracting dan Face-enhancing untuk konflik interpersonal meliputi
seperti memperlakukan orang lain sebagai orang yang tidak kompeten dan tidak
dapat dipercaya, tak mampu atau buruk (Donahue & Kolt, 1992).
Face-detracting
ditemukan dalam bentuk konflik karena adanya ketidakpercayaan, merendahkan
pasangan, dan lain-lain. Hal
tersebut dapat berupa mempermalukan orang lain hingga merusak reputasinya. Jadi
berhati-hatilah dalam berkata, yaitu kata-kata yang pasti akan meningkatkan
sebuah konflik daripada mengatasi konflik tersebut. Kata-kata seperti ’bodoh,
tolol, pembohong’ serta kata-kata seperti
’kamu selalu...., kamu tidak pernah...’
selalu menciptakan masalah tambahan.
Sedangkan Face-enhancing dapat ditemukan ketika terlibat
dalam memelihara image yang positif
pasangan kita, memberikan kepercayaan, dan bersikap baik. Dengan begitu,
hubungan akan terpelihara dengan baik.
Verbal aggressiveness and argumentativeness strategies
Verbal aggressiveness merupakan strategi konflik yang
tidak produktif, dimana salah satu pasangan berusaha memenangkan pendapatnya
dengan menyakiti perasaan pasangan. Menyerang karakter, mungkin karena itu sangat
efektif dalam menimbulkan sakit secara psikologis, adalah taktik yang paling
populer dari agresivitas verbal. Taktik lainnya termasuk seperti kemampuan
menyerang orang tersebut, latar belakang, dan penampilan fisik; mengutuk,
mengejek, mengancam, memaki, dan menggunakan berbagai lambang nonverbal.
Sedangkan argumentativeness merupakan strategi dimana
kita menyuarakan opini menurut sudut pandang kita, sehingga kita bisa
mendiskusikan konflik yang terjadi.