Harus kah kita membayar
pajak? Slogan “orang bijak bayar pajak” membuat ane ingin mbahas ini,
direktorat pajak sedang getol mengkampanyekan slogan tersebut kepada masyarakat
Indonesia wajib pajak, namun dilubuk hati yang paling luar…*hlohh…* agak ganjil
ya saya rasa apa yang dilakukan orang pajak,bukan saya tau banyak tentang
perpajakan atau saya terlahir sebagai manusia yang bijak,(namun manusia yang
ganteng) bila masayrakat Indonesia ini sadar dan menggerakkan akalnya untuk
mengkomparasikan apa yang dilakukan pajak dan apa yang sedang dilakukan pajak,
bingung? Saya lebih bingung..(oskadon mana oskadon), gini singkatnya gimana
kita mau ikhlas bayar pajak sedang disana ramai diberitakan uang pajak
dikorupsi? Nah looo…. Kita culik satu contoh yang kemaren sempet jadi orang
yang fenomenal…. Kita sambit!! Gayusssss……”kursi kursi beterbangan, begitupun
snack”, berapa banyak uang yang ia keruk dulu? Teramat banyak. Dan saya yakin
seyakin yakinnya masih banyak gayus-gayus lain beterbangan di ranah pajak.
Semua kampanye yang
dilakukan pihak pajak seakan berbanding terbalik dengan citra mereka dimata
rakyat, “buat apa kita capek-capek korban uang untuk Negara kalau nyatanya uang
kita disana diambil untuk perut mereka sendiri” banyak saya rangkum kalimat-kalimat
seperti itu, namun memang kenyataannya seperti itu kan, sekarang mari kita
keluar rumah dan sedikit berjalan-jalan, nyatanya aspal masih saja
rusak,ditempat saya jalan lebih mirip bunker-bunker tentara perang dunia
II,belom lagi jembatan ambruk dimana-mana (kalo berdiri namanya tower),
insfrasktrukur yang masih hanya dalam mimpi. Apakah semua itu masih membuat
pajak tetap nekat berjuang dengan kampanye kosong nya?
Hukum sebab akibat ane
rasa udah mulai berlaku, buktinya pihak pajak sampai-sampai gencar melakukan
kampanye. Tahun ini jumlah wajib pajak dan uang pajak yang masuk tidak
seimbang.mungkin karena itu mereka kelimpungan dan berusaha mengembalikan
kepercayaan rakyat bahwa sejatinya direktorat pajak itu orang-orang suci semua
sehingga aman untuk kembali bayar pajaki, ataukah mereka sudah cukup lapar dan
menanti timbunan uang dari rakyat lagi?
HhheeeJ
entahlah,inipun juga asumsi individu saja.
Ngemeng-ngemeng masalah
gayus,apa kabar ya dia sekarang? J, apakah semua
uang yang bukan hak nya sudah disita? Atau malah sekarang ia lagi berlibur
dikutub utara? Nempaknya media sudah meninggalkannya. Jika kasus ini jelas dan
tuntas saya rasa rakyat pun juga tak akan kehilangan sifat cinta tanah airnya. Mereka
atau kami rakyat Indonesia mau bayar pajak adalah murni untuk kemajuan
Indonesia,kemajuan bangsa kami. Bukan untuki ngasih makan kamu-kamu yang
bekerja disektor uang. Keengganan masyarakat untuk kembali sadar saya rasa
sangat wajar, semua juga bisa paham ngapain kita bayar pajak kalau
ujung-ujungnya uangnya tak sampai tujuan.
Pendukung boikot pajak
malah menurut saya adalah orang yang bijak ,mengapa? Jelas.mereka tidak ingin
lagi melihat kemunafikan Indonesia,tidak ingin lagi melihat saudara mereka
tersesat dijalan yang haram,korupsi. Begitupun saya., syukurlah dari
terbongkarnya kasus gayus kini sekor pajak yang dari dulu ayem tentrem ga ada
yang peduli kini banyak mendapat pengawasan dan sorotan, kita semua ingin kaian
bekerja dengan baik,bekerja dengan jujur. Agar Indonesia ini bisa sedikit ada
yang dibanggakan. Untuk terakhir “orang bijak lupa bayar pajak” J.
Posting Komentar